Malang – MESKI berada pada geografi serta kontur dan aliran sungai yang membelah wilayah –sehingga oleh sebab itu harus punya 90 kampung berlabel Tangguh Bencana– Malang Raya baru menyuguhkan satu yang terbaik se-Jatim, ketegori Madya. Itupun di Kota Malang; Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Lowokwaru. Pialanya diberikan oleh Wawali Sofyan Edi Jarwoko kepada Lurah Yuyun Nanik Ekowati pada apel pagi di Balai Kota, Senin 19/10 kemarin.
Kota Malang punya 40 Kampung Tangguh Bencana. Terasa lebih siap dibanding kabupaten yang luas wilayahnya 27 kali lebih besar, hanya punya 39. Kota Batu punya 11. Kalau diukur dari perbandingan desa/kelurahannya, Kota Malang punya 57 kelurahan, kabupaten punya 378 desa plus 12 kelurahan dan Kota Batu hanya 19 desa plus 5 kelurahan.
Malang Raya mulai diguyur hujan. Curahnya akan terus meningkat deras. Badai La Nina diprediksi terjadi antara Oktober-Desember. Masih harus waspada juga terhadap gelombang ombak setinggi 20 meter di Jabar yang gelombangnya akan mengguncang Malang Selatan. Maka banjir, tanah longsong dan bencana yang bisa saja menyertainya, tidak boleh diabaikan. Warga pun harus siap.
Kelurahan Penanggungan dinilai punya kesiapan itu. Temasuk terhadap kerawanan bencana tanah longsor perkampungan di pinggiran daerah aliran sungai (DAS) Brantas di wilayahnya. “Kuncinya pentahelix,” kata Yuyun. Kolaborasi masyarakat, pemkot, berbagai organisasi, pengusaha dan akademisi; Matos, Transmart, Swiss Bell, akademisi, semua warga, terlibat mengembangkan kampung tangguh bencana ini. “Saya salut,” kata Sofyan Edi. (nyk/ekn)
>>>>> Selengkapanya di Harian DIs Way Malang Post Edisi Selasa (20/10)