Batu – Perekonomian di Kota Batu harus menggeliat, dan kembali pulih seperti sebelum pandemi Covid-19. Kini pertumbuhannya positif 2. Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, belum lama ini optimistis hingga akhir tahun 2020 pertumbuhannya positif 4 sampai 5.
Karena itu, Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu telah memberikan izin buka bagi pelaku usaha pariwisata. Namun, dengan catatan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Tak hanya pemberian izin, Disparta juga memberikan bantuan-bantuan. Berupa sarana dan prasarana (sarpras). Terutama sarana penunjang penerapan protokol kesehatan. Selain itu juga masih terdapat bantuan berupa pelatihan-pelatihan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Sidiqi mengatakan, pelatihan diberikan sebelum destinasi itu dibuka. Pelatihannya terkait penerapan protokol kesehatan.
“Setiap destinasi wisata diwajibkan menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat dan disiplin. Kami juga mengampanyekan kepada masyarakat dan wisatawan. Bahwa di Kota Batu telah menjalankan pelayanan pariwisata dengan menjunjung tinggi penerapan protokol kesehatan. Baik, bersih, sehat, aman, dan bestari,” kata Arif, Jumat (17/10).
Dengan harapan wisatawan tak merasa khawatir ketika sedang berlibur di Kota Batu. Targetnya adalah meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk hadir di Kota Batu. Selain itu, pihaknya telah melakukan pengembangan SDM, dan memberdayakan para pelaku seni budaya dalam kegiatan kepariwisataan.
Arif memaparkan, saat ini sedang berlangsung masa pemulihan. Masa pemulihan ini akan berlangsung sejak Juli hingga akhir tahun nanti. Sebelumnya, Kota Wisata Batu (KWB) menjalani masa tanggap darurat sejak pertengahan Maret lalu.
Pada saat pemulihan ini banyak hal dilakukan. Antara lain bagaimana menyiapkan dukungan terhadap pelaku usaha serta bantuan untuk memfasilitasi mereka. “Kami adakan beberapa fasilitas untuk mendukung protokol kesehatan. Kami mendorong semaksimal mungkin upaya promosi untuk membantu memperkenalkan wisata Kota Batu. Dan tidak kalah pentingnya, kami siapkan anggaran cukup besar,” ujarnya.
Arif mengatakan, sektor pariwisata memang menjadi penopang perekonomian Kota Batu. Pada 2019 lalu, ia mengatakan jika sektor pariwisata menyumbang lebih dari 60 persen untuk pendapatan asli daerah PAD. “Ada Rp 130 miliar dari sektor pariwisata. Meskipun kini masa pandemi, kami coba coba untuk terus menjaga ritme,” ujar dia.
Dikatakan Arif untuk memulihkan kondisi pariwisata, pihaknya akan memberi kucuran dana. Suntikan dana itu untuk menguatkan kelembagaan pelaku usaha pariwisata. Anggaran yang disiapkan senilai Rp 600 juta. Untuk melakukan beberapa program kegiatan. Antara lain, menggelar pelatihan manajemen event, penyiapan sarana prasarana protokol kesehatan, manajemen hotel, dan pelatihan kelas berbahasa asing.
“Dana itu juga untuk menggeliatkan pertunjukkan kesenian tradisional. Para pelaku seni akan kami gandeng mulai dari September hingga Desember. Merek akan tampil dalam kongres budaya,” terangnya.
Melihat situasi itu. Arief sangat optimistis untuk sisa waktu 3 bulan. Sebelum berganti tahun. Jumlah wisatawan di Kota Batu mampu menembus angka 3 juta. “Dulunya kami hanya menargetkan 2 juta wisatawan. Namun setelah melihat kondisi di lapangan. Kami targetkan hingga akhir tahun nanti bisa mencapai 3 juta kunjungan,” tandasnya.
Menurut pantuannya, dari 1,6 juta wisatawan yang tercatat itu, mayoritas berkunjung ke destinasi wisata berbasis alam. Namun, bukan berarti wisata buatan atau wisata modern tak di minati. Tetap ada pengunjung, tetapi belum bisa sebanyak dulu.(ant/ekn)