Malang – Banjir menjadi problem klasik Kota Malang. Setiap musim hujan, sejumlah kawasan selalu tergenang. Bahkan, ada yang sudah jadi langganan banjir. Sebut saja kawasan Pisangcandi, Bareng, Gading Kasri, Jalan Soekarno-Hatta (Soehat), Blimbing, Purwantoro, dan Sawojajar.
Perkiraan BMKG Karangploso, awal musim hujan di Malang tahun ini minggu ketiga Oktober 2020. Saat ini baru masa pancaroba. Curah hujannya masih di bawah 50 mm. Pada peta hujan, Kota Malang masih di zona hijau. Artinya, mendekati musim hujan. Perkiraannya, minggu ketiga Oktober.
Pada masa pancaroba, masyarakat harus tetap waspada. Masa ini kadang hujan turun lebat, kadang panas menyengat, kadang hujan es hingga puting beliung. Geografis Malang yang berbukit-bukit berpotensi munculnya bencana tanah longsor dan banjir kiriman dari atas.
Menyikapi ini, Kota Malang sudah ancang-ancang mengatasinya. Walikota Malang, Sutiaji, sudah meminta Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-PKP) untuk mengevaluasi dan mencari solusinya.
Ada dua program guna mengurai banjir. Yaitu, membangun crossing (sudetan) di Soehat dan segera mengkaji saluran jacking di Jalan Bondowoso.
Sudetan Soehat dibikin mulai patung pesawat menuju kali Brantas dekat Polinema. Taman tengah jalan Soehat dikeduk dan dijadikan saluran menggunakan box cluvert. Kedalamanya mulai ujung yaitu di patung pesawat 1,5 meter dan sampai di Brantas 15 meter. Lebarnya sekitar 5 meter. Dananya usul ke Pemprov jatim Rp 128 miliar.
“Untuk melanjutkan jacking Jalan Bondowoso menunggu selesainya proses hukum di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI),” kata Sekda Kota Malang, Wasto.(ekn)
>>> Selengkapanya Di Harian DIs Way Malang Post Edisi Rabu (7/10)