Malang – Salah satu budaya yang dimiliki Indonesia adalah batik. Selain indah, memiliki nilai ekonomi yang baik. Salah satu peluang bisnis yang bagus di masa pandemi ini.
Satrya Paramandana, anak pemilik Soendari Batik Art and Gallery, menyatakan bahwa koleksinya sekarang ada batik tulis, batik cap, dan printing motif batik. Juga ada kain tenun berbagai daerah.
Usaha yang dirintis sejak 2013 itupun kini memiliki motif unggulan. Yaitu motif trembesi. Batik yang terinspirasi pohon pusaka Kota Malang. Yaitu, pohon trembesi. Pohon tiga zaman. Yaitu zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, dan zaman Kemerdekaan.
Pohon-pohon trembesi merupakan saksi bisu Kota Malang melewati tiga zaman itu. “Hingga saat ini kami coba kembangkan lagi untuk kebutuhan fashion. Itulah rencana ke depan dari Satrya Paramandana kepada DI’s Way Malang Post.
Tak hanya trembesi, dia juga memiliki batik motif Sekar Kanjuruhan dan motif Klasik sebagai produk unggulan dan paling sering dibeli orang.
Di masa pandemi ini, Satrya menjelaskan bahwa produk unggulannya adalah masker bermotif batik. Baik itu cap maupun tulis. Bahkan, meminimalisirkan kain perca menjadi alternatifnya dalam memproduksi masker. “Inovasi menjadi prioritas perajin seperti kami,” kata Satrya membeber strateginya untuk dapat menarik pembeli di masa pandemi ini.
Harga rata rata dari batik yang dimiliki galeri yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta ini mulai dari Rp 120 ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung motif dan tingkat kerumitan motifnya. Harapannya lewat batik bisa berkembang dan muncul inovasi produk lain, sebagai salah satu pendorong ekonomi. Terutama di Kota Malang. (nyk-ekn)