Jakarta – Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC) merilis hasil survei terbaru terkait sikap publik atas isu kebangkitan PKI. Hasil survei itu disampaikan Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas konferensi pers yang digelar daring, Rabu (30/9). Menurutnya, masyarakat yang percaya kebangkitan PKI tidak banyak berubah dari hasil survei sebelumnya.
“Temuan survei nasional Juni 2016-September 2020 memperlihatkan warga yang setuju dengan isu bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI tidak banyak berubah, hanya berkisar 10-16 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, Rabu (30/9).
Hasil survei menunjukan Sekitar 64 persen warga menyatakan tak tahu atau tak mendengar adanya kebangkitan PKI di Indonesia. Sebaliknya, warga yang tahu atau mendengar sekitar 36 persen. Meski begitu kata Abbas,mereka yang tau mayoritas tidak percaya bahwa kebangkitan itu memang terjadi. Hampir 61 persen menyatakan tidak percaya bahwa ada kebangkitan PKI, 39 persen lainya mempercayai isu kebangkitan PKI.
Abbas menjelaskan di kalangan mereka yang percaya bahwa memang ada isu kebangkitan PKI, 79 persen menilai kebangkitan PKI merupakan ancaman. Sementara yang percaya kebangkitan PKI itu belum menjadi ancaman hanya 13 persen. Sedangkan yang tidak percaya menjadi ancaman hanya 6 persen.
Mereka yang percaya PKI menjadi ancaman, mayoritas menganggap pemerintah kurang atau tidak tegas sama sekali atas ancaman kebangkitan PKI tersebut. Sedangkan 30 persen merasa pemerintah sangat atau cukup tegas dalam menangani isu tersebut.
Apabila dilihat dari pilihan politik dalam Pilpres 2019, Survei SMRC menunjukkan, 48 persen pemilih Prabowo mengetahui isu kebangkitan PKI, sementara hanya 29 persen pemilih Jokowi yang mengetahuinya. Lebih lanjut menurut Abbas, 56 persen pemilih Prabowo yang tahu isu kebangkitan PKI menyatakan percaya bahwa memang ada kebangkitan PKI, sementara dikubu Jokowi hanya 29 persen pemilih Jokowi yang berpendapat begitu.
Dari segi suku, masyarakat Minang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi tentang isu kebangkitan PKI (70 persen), diikuti Bugis (49 persen).
Hal lain yang bisa dicermati dari survei tersebut adalah persentase pria yang tahu adanya isu kebangkitan PKI mencapai 45 persen, sementara perempuan hanya 27 persen. Kemudian warga kota yang menyatakan tahu isu kebangkitan PKI lebih banyak ( 40 persen) dari pada masyarakat desa ( 32 persen). Isu kebangkitan PKI lebih dikenal warga di Jawa dan Sulawesi dibandingkan di daerah-daerah lain.
Survei ini sendiri dilakukan menggunakan metode wawancara melalui sambungan telpon terhadap 1.203 responden yang dipilih secara acak. Proses wawancara itu berlangsung semenjak 23 September hingga 26 September 2020. Sementara, margin of error hasil survei itu sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (cnn/anw)