Setahun sejak pendakian Semeru ditutup usai kebakaran hutan akhir September 2019 dan diperpanjang akibat merebaknya pandemi Covid-19 tahun ini.
Namun, rakor Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Senin (21/9) memutuskan jalur pendakian Semeru akan dibuka kembali 1 Oktober nanti. Menurut Kepala Balai Besar TNBTS, John Kenedie, rakor menghasilkan empat putusan. Di antaranya, pendakian Semeru terapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan pembukaan secara bertahap. Calon pendaki harus registrasi secara online untuk pemesanan tiket melalui
laman bookingsemeru.bromotenggersemeru.org.
“Jumlah kuota dibatasi maksimal 120 orang per hari atau 20 persen dari kapasitas harian 600 orang,” papar John Kenedie, dalam surat pengumuman tentang reaktivasi bertahap pendakian Semeru. Selain itu, pendakian juga dibatasi dua hari satu malam, dengan batas pendakian sampai Pos Kalimati. Seluruh pendaki tetap dilarang ke puncak Sameru. Selain itu bawa identitas diri, wajib bermasker, bawa hand sanitizer, dan surat keterangan kesehatan/surat sehat bebas infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
“Evaluasi wisata Bromo hasilnya kondusif, sehingga pendakiaan gunung Semeru diperbolehkan,” tambah Syarif Hidayat, Kasubbag Data, Evaluasi, Pelaporan dan Kehumasan Balai Besar TNBTS. Langkah awal yang telah diambil adalah penyusuran oleh pihak TNBTS dan juga mitra kerja dalam
rangka mempersiapkan pembukaan jalur pendakian. Ini dilakukan demi keamanan dan kenyamanan pendaki ketika Semeru dibuka.
Dorongan dari para pendaki yang telah rindu dengan keindahan Semeru juga menjadi salah satu motivasi pengelola TNBTS untuk segera membukanya. Melihat antusias para pendaki itu membuat pengelola akhirnya mendapat izin untuk membuka wisata yang ada di TNBTS secara keseluruhan. (his-ekn)