
PINDAH TERUS: Pemain Arema saat berlatih di salah satu lapangan. Latihan yang selalu berpindah-pindah tempat, mulai menyulitkan pelatih. (Foto : Arema Official)
Malang – Baru sepekan memoles skuad Singo Edan, pelatih anyar Carlos Carvalho de Oliveira, mulai menemui kendala dalam persiapan timnya. Ia mengeluhkan sulitnya mendapatkan lapangan latihan untuk Singo Edan. Sarana latihan, yang tepat untuk level tim kasta tertinggi Liga Indonesia.
Sejak datang ke Malang, mantan pelatih Becamex Binh Duong ini mengamati beberapa kali timnya harus mengubah jadwal latihan. Alasannya, lapangan latihan tidak bisa digunakan dengan berbagai alasan.
‘’Terkadang kami sudah merencanakan latihan, tapi mengalami perubahan. Ada kendala karena aturan kepolisian, atau lapangan sudah digunakan oleh pihak lain. Ini tidak bagus bagi tim pelatih, yang sudah menyusun program latihan,’’ ujar Carlos Oliveira.
Bahkan terkadang sampai harus mengubah program latihan. Karena terpaksa berlatih di lapangan futsal, setelah beberapa pilihan lapangan, tidak ada yang bisa digunakan.
‘’Sekarang kami tidak punya banyak waktu. Kompetisi sudah dekat. Jadi kami sangat butuh latihan di lapangan. Agar bisa melihat taktik dan strategi yang lebih baik,’’ ujar pelatih asal Brasil itu.
Sejak menggelar latihan untuk pertama kalinya, 3 Agustus lalu, tim yang berdiri 1987 ini menggunakan beberapa alternatif tempat latihan, di luar Stadion Kanjuruhan. Sejumlah tempat latihan, seperti lapangan Balearjosari, Stadion Tumpang, hingga lapangan Wonoayu, pernah dipakai. Padahal tidak jarang, jarak lapangan itu dari mess pemain, cukup jauh. Butuh waktu 1,5 jam menuju ke sana.
Namun, ini bukan hal baru bagi Arema FC. Singo Edan selalu mengalami masalah yang sama terkait tempat latihan. Dan terjadi selama berkiprah di kompetisi Indonesia.
Sebenarnya manajemen sudah mengantisipasi kebutuhan lapangan latihan. Manajemen Arema FC bekerja sama dengan lapangan milik Kampus ITN Malang.
Namun, lapangan itu masih dalam tahap renovasi dan belum memenuhi standar untuk latihan tim Singo Edan. Baru musim depan lapangan itu bisa digunakan.
Carlos Oliveira menyebut, Arema butuh lapangan latihan sendiri. Jika tidak, kinerjanya dalam menentukan program latihan, akan terkendala sulitnya mencari lapangan untuk berlatih.
Apalagi mulai awal pekan kemarin, Dendi Santoso dkk sudah harus mengubah porsi latihan. Dari cuma sehari sekali, menjadi dua kali sehari. Pagi di pusat kebugaran, lalu sore harinya mencoba taktik di lapangan.
‘’Kadang kami harus berebut lapangan latihan dengan pihak lain. Ini jelas tidak baik. Karenanya, saya berharap suatu saat Arema bisa punya lapangan latihan sendiri, agar kami bisa bekerja tanpa mengubah program gara-gara tempat latihan pindah,’’ kata Carlos.
Carlos Oliveira menyebut kebutuhan Arema akan lapangan latihan sendiri cukup mendesak. Menurutnya, sesegera mungkin skuad Singo Edan bisa berlatih di lapangan yang pasti setiap harinya.
‘’Tidak baik bagi bagi tim pelatih, jika kami harus mengganti program latihan karena lapangan latihan, yang tiba-tiba saja tidak bisa dipakai. Program latihan bisa kacau. Saat ini kami tidak punya banyak waktu untuk persiapan. Karenanya kami butuh lapangan untuk mematangkan taktik,’’ demikian katanya. (ant/rdt)