MALANG – Segarnya es santan dengan sirup manis berwarna merah terang ini sudah hadir di Kota Malang sejak tahun 1968. Populer dengan nama Es Santan 68, es ini punya ciri khas roti dengan bubuhan sirup di atasnya. Aroma sirup yang harum dipadukan dengan santan gurih dan tape ketan hitam yang asam, bisa menggoyang lidah para penikmatnya.
Es Santan 68 dijual oleh sepasang suami istri, yakni Sutono (70) dan Yatemi (62). Mulanya mereka menjual es dagangan mereka dengan memikul gerobak dan dijual dengan cara berkeliling. Kemudian pada 1970, Es Santan 68 barulah dijual pada lokasi menetap di sekitar pos Jalan Sempu. Pada 1976, pasangan suami istri ini berpindah ke sudut Jalan Sempu, Kasin, sampai dengan saat ini. “Dulu awalnya dipikul, terus tahun 1976 baru ke sini sampai sekarang,” ungkap Sutono pada Malang Post.
Menurutnya, baik tampilan maupun rasa yang dihasilkan oleh Es Santan 68 sendiri dipastikan tidak pernah berubah. Sejak dulu hingga saat ini, tidak ada ciri khas yang diubah. Dari mulai santan, sirup merah terang, cendol, sampai dengan irisan roti di atas gelas semuanya masih sama. Bahkan hampir semua bahan dibuat sendiri oleh pasangan suami istri ini.
“Semuanya buat sendiri kecuali roti, karena kita ambil dari beberapa saluran tempat,” lanjut dia.
Dengan harga Rp 4 ribu per gelasnya, Es Santan 68 disebut mampu terjual sampai 700 gelas dalam sehari. Setiap harinya, Es Santan 68 buka dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 16.00. Biasanya Es Santan 68 paling ramai dikunjungi oleh pengunjung setiap Sabtu, Minggu, dan juga Senin. Pada hari libur besar, Es Santan 68 juga cukup ramai didatangi oleh pengunjung. “Libur hari besar kita biasanya juga buka, karena pasti ramai. Tapi paling ramai itu ya hari Sabtu sampai Senin,” ujarnya.