Malang Post – Kota Batu berhasil menggondol penghargaan E-Purchasing award Jatim. Dimana Kota Batu berhasil bertengger di peringkat lima, daerah dengan transaksi terbesar dalam pemanfaatan barang dan jasa melalui Jawa Timur Belanja Online (Jatim Bejo).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa kepada Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. Penghargaan itu diserahkan di Grand City Convention and Exhibition Surabaya, Senin (29/5).
“Dengan raihan ini, merupakan suatu hal yang sangat membanggakan. Terutama dalam membangkitkan transformasi digital pengadaan barang dan jasa pemerintah. Serta membangun transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah,” tutur Aries.
Dengan raihan tersebut, merupakan komitmen Pemkot Batu untuk menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang lebih transparan dah akuntabel. E-purchasing dalam pengadaan barang dan jasa, baik melalui e-katalog dan toko daring (Jatim Bejo), merupakan salah satu upaya untuk menciptakan transparansi dalam pengadaan barang dan jasa.
“Secara transparan, melalui sistem tersebut dapat diimplementasikan ke seluruh proses pengadaan. Mulai dari perencanaan kebutuhan, penilaian terhadap vendor atau supplier hingga tahap pembayaran. Melalui proses yang transparan ini, membuat lebih mudah untuk berinvestasi dalam proses pengadaan barang dan jasa,” katanya.
Berdasarkan data LKPP, Kota Batu secara nasional masuk dalam salah satu dari 10 kota dengan indeks E-purchasing terbesar yaitu 23,94 persen. Angka indeks E-purchasing tertinggi diperoleh dari indeks transaksi toko daring mencapai 41,39 persen atau Rp 17,9 miliar. Selanjutnya indeks transaksi non katalog lokal 28,23 persen dan indeks transaksi katalog lokal 2,20 persen.
Di Jatim, untuk indeks transaksi toko daring, Kota Batu masuk 5 besar terbesar bersama dengan Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Kediri. Sementara itu, daerah lain di Jatim yang mendapatkan E-purchasing awards yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Gresik, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Sidoarjo.
Sementara itu, Gubernur Khofifah menyampaikan, misi besar provinsi dan daerah di Jatim adalah untuk menumbuhkan UMKM melalui pengadaan barang dan jasa. Jika dahulu hanya 50 juta produk, maka dengan E-purchasing, saat ini sudah ada 200 juta produk UMKM Jatim yang dapat diakses.
“Saya rasa sistem dan ekosistem ini akan meningkatkan UMKM untuk bisa semakin tumbuh. Makin tumbuh makin inklusif, makin tumbuh makin berkurang kemiskinan, makin tumbuh makin berkurang pengangguran dan makin tumbuh makin meningkat kesejahteraan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)