
Malang Post – Timnas Indonesia U-22, menggelar pemusatan latihan di komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta sejak Rabu (01/03/2023). Tim ini dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games 2023 di Kamboja Mei mendatang.
Di bawah arahan pelatih Indra Sjafri, mereka dibagi dalam dua tahap pemusatan latihan. Pertama pada 1-8 Maret. Tahap kedua berlangsung 9-16 Maret.
Beberapa wajah baru muncul dalam pemusatan latihan ini. Termasuk pemain Liga 1 yang ternyata baru pertama kali dapat panggilan dari Timnas Indonesia. Seperti winger Arema FC, Hamzah Titofani.
Pemain 20 tahun ini sebelumnya belum pernah dilirik Timnas Indonesia di kelompok usia. Karirnya hanya dari Akademi Arema dan promosi ke tim senior Arema musim lalu.
“Saya sudah ikut latihan dengan Timnas Indonesia U-22 sejak hari pertama. Ini pertama kali saya dapat kesempatan ikut pemusatan latihan,” kata pemain yang akrab disapa Tito tersebut.
Namanya masuk dalam daftar panggil Indra Sjafri karena sejak musim lalu, Tito dapat kesempatan bermain lumayan banyak di Arema.
Musim lalu dia tampil dalam 19 pertandingan. Sedangkan di musim ini, ia sudah mentas sebelas kali. Menit mainnya berkurang karena di putaran pertama, Arema punya banyak stok winger.
Namun Setelah Irsyad Maulana dan Adam Alis keluar, Tito kembali dapat kesempatan main. Lantas bagaimana dia merasakan pengalaman bergabung dengan Timnas Indonesia U-22?
Dilansir dari Bolanet, Tito mengaku awalnya deg-degan. Antara senang dan kaget saat tahu namanya tercantum dalam 34 pemain yang dipanggil Indra Sjafri.
“Pertama dapat kabar dipanggil timnas, rasanya deg-degan. Pertama gabung latihan kemarin juga ada sedikit rasa canggung. Karena belum ada yang kenal,” lanjutnya.
Namun saat hari kedua, dia merasakan suasana yang lebih baik. Semua pemain sudah membaur. Kebetulan Tito dapat teman satu kamar yang sudah dikenal. Yakni pemain klub Liga 2, Deltras Sidoarjo, Gilang Octavana Putra. “Sekarang suasana sudah cair. Teman satu kamar saya, Gilang, pernah sama-sama di Akademi Arema dulu,” jelasnya.
Masuknya Tito ternyata membuat efek positif bagi Arema FC. Dia mengangkat nama Akademi Arema. Karena belakangan sangat jarang pemain binaan Akademi Arema yang berhasil menembus tim senior Arema dan menembus Timnas Indonesia U-22.
Tahun lalu, ada nama Achmad Figo, yang langsung dipanggil Indonesia senior. Namun Figo hanya sesaat berada di timnas. Setelah itu, dia tak lagi dilirik pelatih Shin Tae-yong.
Ini berbeda dengan era Dendi Santoso dan Ahmad Alfarizi. Dua pemain itu merupakan generasi emas Akademi Arema.
Dengan sistem beasiswa dari PT Bentoel (perusahaan pengelola Arema era 2000-an) banyak pemain berbakat yang terjaring. Namun saat ini Akademi Arema punya pengelolaan yang berbeda.
Banyak pemain yang ditampung dengan jalur seleksi dan tetap membayar biaya administrasi. Karena tidak ada lagi perusahaan yang jadi sponsor, sehingga Akademi Arema hidup dari iuran yang dibayarkan para pemain didikannya.
Sementara itu, pelatih kepala Arema FC, I Putu Gede Swisantoso tak mempunyai pilihan lain, kecuali harus legowo kehilangan dua rising star-nya dalam waktu lama.
Dia harus kembali memutar otak keras, agar bisa meracik ulang komposisi terbaik timnya. Pasca kedua pemain muda belianya, harus gabung tim Indonesia U-20 dan U-22. Yakni Hamzah Titofani Rivaldy (21) dan Muhammad Arkhan Fikri (18).
“Kami sudah menerima surat penggilan dari PSSI. Dua nama pemain Arema FC yang dipanggil mengikuti TC Timnas Indonesia U-20 dan U-23, untuk AFC U-20 Asian AFC Cup 2023 dan FIFA World Cup U-20 atas nama Arkhan Fikri.”
“Terakhir juga Selasa tanggal 28 Februari 2023, ada satu lagi pemain kami dipanggil PSSI atas nama Hamzah Titofani, untuk ikuti TC dan gabung Tim Indonesia U-22 ke SEA Games 2023,” ungkap Putu Gede.
“Kami sudah berkomunikasi dengan manajemen tim. Kami tentu wajib melepas keduanya ke tim Garuda Muda. Baik Arkhan Fikri maupun Hamzah Tito. Karena ini untuk kepentingan negara. Kami sangat mendukung karir kedua pemain muda potensial, yang memiliki prospek cerah di masa depan,” tandasnya. (Aria Cakraningrat – Ra Indrata)