
Malang Post – Mental baja Johan Ahmad Alfarizi dan kawan-kawan, benar-benar diuji dalam pertandingan menghadapi tuan rumah PSS Sleman, di Stadion Maguwoharjo, Kamis (26/1/2023) petang lalu. Mendapat pressure terus menerus dari pendukung tuan rumah selama pertandingan, bahkan psywar sebelum laga yang dipimpin wasit Asep Yandis asal Bandung dimulai.
Termasuk bus tim yang disewa manajemen Arema FC selama 10 hari, berada di kawasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu, mendapat serangan berupa lemparan puluhan batu-batu dan benda-benda lainnya, secara membabi buta oleh puluhan suporter tim berjuluk Elang Jawa tersebut.
Tidak itu saja, saat meninggalkan areal parkir Stadion Maguwoharjo pun, puluhan suporter PSS sudah mulai menyerang dan melempari serta memukul bodi bus. Sampai membuat kaca pintu depan bus hancur dipukul batu. Begitu lepas pintu gerbang stadion yang berlokasi di Jalan Kepuhsari, Desa Jenengan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman tersebut. Kembali puluhan suporter PSS Sleman seperti kesetanan membabi buta melempari kaca bus. Bagian samping belakang kaca bus pecah dan hancur.
Sementara manajemen Arema FC memastikan kondisi pemain dan ofisial tim yang ikut dalam rombongan bus, pasca pertandingan dalam kondisi selamat. Meski ada beberapa yang terluka.”Kami memastikan semuanya dalam kondisi selamat. Meski ada beberapa yang terluka terkena pecahan kaca dan lemparan. Termasuk yang kita tahu adalah asisten pelatih Arema, Kuncoro yang mengalami luka di bagian kepala,” ungkap Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto.
Dari seluruh awak tim tersebut, asisten pelatih tim Singo Edan, Kuncoro terlihat mengalami luka cukup serius. Kuncoro terlihat mengalami luka di bagian lututnya dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dan mendapatkan jahitan. Penjaga gawang Adilson Aguero ‘Maringa’ dos Santos, Dendi Santoso dan bek muda Arema FC lainnya, mengalami luka-luka gores dan di tangan terkena pecahan batu dan kaca.
Menurut Tatang, bus yang ditumpangi Arema FC untuk kendaraan operasional pertandingan melawan PSS Sleman, juga mengalami pelemparan oleh oknum dalam perjalanan dari Stadion Maguwoharjo. Menuju tempat tim Arema bermalam, Ataya Hotel di Jalan Tentara Pelajar, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
“Untuk memastikan penanganan medis, kami manajemen telah meminta kepada tim medis Arema untuk memastikan kondisi seluruh kondisi pemain dan ofisial tim, yang ada dalam bus. Kami selalu berkomunikasi degan tim media, untuk memantau perkembangan lebih jauh lagi terkait kondisi pastinya, tim medis akan melakukan pemeriksaan,” imbuh Tatang.
Sementara itu mengutip CNN Indonesia, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan menyebut, bus Arema FC diserang sekelompok orang saat dalam pengawalan polisi. “Dari video yang beredar sirine polisi dan pengawalannya cukup lengkap dan kita cukup cepat membawa arus kendaraan tersebut untuk keluar. Namun sekelompok orang, hanya di sekelompok ini saja yang melakukan aksi sehingga terjadi seperti itu,” kata Suwondo ditemui di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Jumat (27/1/2023).
Suwondo memastikan, insiden ini sedang diselidiki oleh jajarannya. Hasil penyelidikan sementara mengungkap kemungkinan lokasi penyerangan bus.”Sekitar wilayah Sleman, (tapi) karena kita masih dilidik, CCTV sedang dikumpulkan, titik paling tepat di mana berdasarkan bukti-bukti, daripada nanti kita bicara titiknya berbeda dan membuat resah masyarakat yang tidak merasa,” paparnya.
Kepolisian juga mendapat informasi ada korban luka dalam peristiwa ini. Korban terluka pada bagian wajah. Suwondo berujar jajarannya masih memastikan identitas korban tersebut.
“Masih kita lidik ya, kalau data kita bukan. Tapi kan tadi malam dia masih dalam kondisi sakit yang belum bisa kita tanya-tanya, yang penting pertolongan kesehatannya dulu,” bebernya.
Lebih jauh, Suwondo menegaskan pihaknya bakal mengevaluasi pola pengamanan, termasuk rute pengawalan bus yang ditumpangi pemain.
“Kita lihat kemarin sistem keamanannya sudah pakai rute yang menurut analisa intelijen kita, data kita aman. Terus kita lihat pengawalan depan-belakang, termasuk lalu lintas kita los supaya tidak sempat bus itu mengalami berhenti, kita sudah los semuanya. Pengamanan voorijder kita juga pakai pengamanan di luar lalu lintas. Karena tetap ada yang terjadi, tetap kita evaluasi,” katanya. (Aria Cakraningrat – Ra Indrata)