Malang Post – Akhirnya yang dikhawatirkan benar-benar terwujud. Arema FC, benar-benar tidak diperbolehkan menggunakan Stadion Sultan Agung di Bantul, DI Yogyakarta, sebagai homebase sepanjang putaran kedua Liga 1 musim 2021/2023.
Setelah sebelumnya, gelombang penolakan muncul dari banyak pihak. Tidak hanya dari kelompok suporter Brajamusti. Tapi juga dari tim Liga 3, Persiba Bantul dan Hizbul Wathan UMY. Pemerintah Kabupaten Bantul, sebagai pemilik stadion berkapasitas 35 ribu penonton tersebut, membatalkan pemberian rekomendasi pemakaian stadion.
Hal ini dikonfirmasi melalui unggahan di akun Instragram resmi Pemkab Bantul, Senin (9/1/2022) pukul 09.07 WIB.”Setelah mendengar masukan dan aspirasi dari berbagai pihak, Pemerintah Kabupaten Bantul belum bisa mengizinkan Arema untuk menggunakan Stadion Sultan Agung, sebagai Home Ground Kompetisi Liga 1 putaran kedua periode 2022 – 2023,” tulis Pemkab Bantul.
Dalam unggahan tersebut, Pemkab Bantul turut menyertakan surat resmi pembatalan rekomendasi izin kepada Arema FC.”Menyusuli surat kami, nomor 426/013/Pora tertanggal 3 Januari 2023 perihal Rekomendasi ijin, mengingat masukan dari beberapa stakeholder, maka dengan ini kami belum bisa mengijinkan Saudara untuk menggunakan Stadion Sultan Agung sebagai Home Ground Kompetisi Liga 1 Putaran Kedua Periode 2022-2023.”
“Untuk itu kami membatalkan rekomendasi ijin yang telah kami sampaikan tersebut. Demikian kami sampaikan agar menjadi maklum, atas perhatiannya diucapkan terima kasih,” demikian surat pembatalan rekomendasi izin, yang ditandatangani Isdarmoko, Kepala Disdikpora Bantul.
Menurut Isdarmoko, Stadion Sultan Agung seperti biasa juga digunakan untuk latihan klub sepak bola luar Bantul lainnya. Juga sebagai pusat kegiatan masyarakat Bantul, yang ingin berolahraga apapun di kawasan stadion.”Hanya saja, kami pertimbangkan beberapa hal. Karena ada juga surat yang masuk, yang intinya kami juga harus mengapresiasi atau mendengarkan aspirasi dari klub maupun dari suporter atau dari masyarakat,” jelas Isdarmoko.
Oleh karena itu, lanjut Isdarmoko, atas surat dan aspirasi dari masyarakat Bantul, menanggapi rencana markas Arema FC itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kepolisian Resor (Polres) maupun pemda agar keputusan yang diambil bisa berjalan dengan baik dan kondusif.
“Oleh karena itu, untuk sementara ini kami berkoordinasi juga dengan manajemen Arema FC. Kami belum bisa mengizinkan, kalau surat dari Arema itu kami terima bulan kemarin (Desember 2022),” jelasnya. Menurut Isdarmoko, pemerintah daerah juga sudah berkomunikasi dengan manajemen Arema FC terkait belum diberikan izin penggunaan Stadion Sultan Agung sebagai kandang klub berjuluk Singo Edan, pihak klub juga merespons secara baik.
“Kami sudah komunikasi, dari mereka tanggapanya tidak apa-apa. Memang sifatnya kan permohonan, ya kami sarankan, untuk bisa ambil lokasi di tempat lain dulu,” katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sebelumnya mengatakan, agar Disdikpora Bantul mengkaji mudharat dan manfaat terkait pemanfaatan Stadion Sultan Agung sebagai kandang Arema FC dan jangan terburu buru mengizinkan, sebelum berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“Kalau ditolak bagaimana, kalau diizinkan bagaimana. Saya melihat, mendengar beberapa penolakan dari sebagian masyarakat Bantul, penolakan itu kan punya alasan, punya pertimbangan. Saya minta Pak Isdarmoko untuk melakukan kajian cepat atas aspirasi sebagian warga Bantul,” kata Bupati Bantul, beberapa waktu lalu.
Dengan penolakan tersebut, Arema FC terpaksa mengungsi lagi ke tempat lainnya agar dapat melanjutkan kompetisi Liga 1 2022/2023. Seperti diketahui, Arema FC saat ini dalam masa hukuman dari Komisi Disiplin PSSI, menyusul tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.
Anak didik Javier Roca, harus berkandang di stadion dengan jarak 250 km dari Stadion Kanjuruhan dan harus digelar tanpa penonton.
Sebelum berencana menjadikan Stadion Sultan Agung sebagai homebase, sebenarnya sudah mengajukan dua stadion di Magelang dan Bali. Namun, mereka juga gagal mendapatkan izin karena berbagai pertimbangan.
“Kemarin sempat pengajuan ke Magelang dan Bali,” kata manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.”Karena sama-sama tidak bisa, akhirnya di Bantul. Kami memang mengajukan dua tempat dan tim mengabari kalau pakai Stadion Sultan Agung,” ujarnya. (Aria Cakraningrat – Ra Indrata)