Malang Post – Perjalanan berat sudah menanti Arema FC, dalam 17 pertandingan yang harus mereka lakoni pada putaran kedua kompetisi Liga 1 musim 2022/2023.
Terlebih jika seluruh 153 laga pada putaran kedua, kembali menerapkan sistem normal home and away. Seperti halnya sistem home and away, yang digunakan pada 96 laga putaran pertama sebelum terjadinya Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022) lalu.
Kekuatan tim Singo Edan, mulai tergerus alias berkurang. Kini hanya memiliki kekuatan minim. Jumlah 30 pemain yang telah terdaftar dan disahkan dalam aplikasi Sistem Informasi dan Adminsitrasi PSSI (SIAP), tak lagi sesuai di lapangan.
Hanya tersisa 24 pemain dan itupun masih ada beberapa pemain, yang belum berada dalam top performance-nya pasca dihantam cedera.
“Jujur saja, Arema perlu ada tambahan tiga hingga empat pemain baru usia muda. Dalam masa transfer window atau jendela transfer jelang putaran kedua kompetisi Liga 1 2022/2023.”
“Artinya masing-masing lini ada tambahan pemain. Belakang, tengah dan depan. Tetapi tentu saja, kita tak ingin asal sembarangan mencari pemain usia muda tambahan itu,” ujar pelatih Arema FC, Javier Leopoldo Roca Sepulveda.
Praktis hanya 24 pemain saja, yang dimiliki tim Singo Edan. Pasca mundurnya full back Hasyim Kipuw, dengan status pinjaman ke Madura United. Lima pemain lainnya, hampir pasti tak bisa memperkuat Arema dalam 17 laga putaran kedua.
Gelandang usia belia, Muhammad Arkhan Fikri, dalam bulan ini rencananya juga harus kembali gabung pemusatan latihan jangka panjang, bersama Tim Indonesia U-20. Sebelum tampil pada FIFA World Cup U-20, akhir Mei 2023 di Indonesia.
Dua pemain juga masih dalam masa peminjamkan ke klub anggota Liga 2, Deltras Sidoarjo. Yakni Muhammad Faiz Iqbal dan Bramntio Ramadhan Heriansyah.
Dua pemain lainnya, Kushedya Hari Yudo dan Syaeful Anwar, masih belum dipastikan kapan benar-benar 100 persen pulih. Usai dibekap cedera ACL atau (anterior cruciate ligament).
Jika nantinya PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), fixed menerapkan sistem home and away. Termasuk telah mendapat rekomendasi dan perizinan dari Mabes Polri, Kemenkes RI dan kementerian PUPR.
Diantaranya melawat ke sembilan kota yang merupakan kandang sembilan tim. Yakni Semarang (PSIS Semarang), Sleman (PSS Sleman), Jakarta (Persija Jakarta), Bogor (RANS Nusantara FC) dan Bandung (Persib Bandung).
Kemudian homeground Gresik (Persebaya Surabaya), Solo (Persis Solo), Tangerang (Persita Tangerang) dan Pamekasan (Madura United).
“Intinya saya nilai di semua lini, kita masih bisa tambah pemain tiga sampai empat pemain baru. Akan tetapi kita harus melihat dulu. Mana pemain dengan proyeksi yang bagus dan mana yang tidak.”
“Saya lebih memprioritas pemain-pemain baru nantinya berusia muda. Kita ingin di setiap lini akan diisi minimal seorang pemain tambahan,” ungkap mantan pelatih Deportes Santa Cruz pada kompetisi Tercera Division de Chile 2016 tersebut.
Menurutnya, di timnya saat ini di semua lini, usia rata-rata pemain Arema lumayan tinggi. Misalnya di lini belakang, di atas 25 tahun semua, kecuali Achmad Figo. Sektor tengah dan depan, juga memiliki rata-rata usia di atas 25 tahun.
Timnya memerlukan tenaga pemain baru yang lebih fresh dan pemain yang lebih muda dari sisi usia. Pemain yang menurutnya memiliki proyeksi ke depan yang bagus untuk semua lini.
“Kita antisipasi jadwal padat semua pertandingan putaran kedua, jika nantinya menggunakan sistem home and away. Jadwal yang padat dari satu kota ke kota lainya, tentu saja kita membutuhkan pemain-pemain tambahan yang lebih fresh.”
“Sekali lagi, saya lebih suka bimbing, atau bikin. Daripada terima sudah jadi. Mungkin di tangan saya mereka bisa lebih bagus lagi,” bebernya. (Aria Cakraningrat – Ra Indrata)