Malang Post – Angka stunting masih menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota (Pemkot) Malang di tahun 2022. Terbukti, jumlah stunting di Kota Malang mengalami penurunan diangka 9,1 persen atau sekitar 1.600 balita.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif.
Presentase tersebut berdasarkan data terakhir pada Desember 2021 lalu. Angka stunting di Kota Malang berada di angka 14 persen pada tahun lalu dilakukan upaya penurunan dengan berbagai intervensi.
“Kalau terakhir di bulan Desember itu (dan saat ini sekitar) 9,1 persen. Hasil tersebut kita laporkan ke Pemprov Jatim,” ujarnya, Jumat (7/1/22).
Menindaklanjuti itu, Pemkot Malang terus melakukan intervensi untuk penurunan angka stunting. Tidak hanya tugas dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) melalui Dinkes, melainkan juga tugas bersama 70 persen kegiatan dibantu intervensi OPD lain.
“Dari mana? Ya dari OPD terkait. Misal rumah mempengaruhi dari kesehatannya bagaimana bisa menjadi rumah sehat, pembuangan limbahnya belum ada bagaimana supaya menjadi ada,” tuturnya.
Hal senada, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji. Ia bilang, pada tahun 2022 pihaknya berkomitmen soal penanganan kesehatan yang beriringan dengan sektor ekonomi. Lalu, dirinya berharap, sinergitas antar OPD dapat mendukung Kota Malang menuju zero stunting.
“Di tahun 2022 komitmen kita juga terkait kesehatan yang beriringan dengan kemiskinan. Bagaimana ekonomi kita bisa terbangun dengan baik,” kata Sam Sutiaji sapaan akrabnya.
Selanjutnya, Pemkot juga meminta Dinas Sosial Kota Malang untuk mengawal terkait kemiskinan. Sebab semua berpengaruh terhadap stunting. Sutiaji menambahkan, kondisi perekonomian di Kota Malang semakin membaik, sehingga angka stunting tidak naik.
“Saya sudah minta ke Dinsos selain kasus stunting ini, juga mengawal kasus kemiskinan di Kota Malang,” tandasnya kepada reporter City Guide FM. (yan)