Dispendukcapil Kota Malang Tampung 460 Aduan NIK Bermasalah Saat Registrasi Vaksin Covid-19

Malang Post – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang mencatat sekitar 460 aduan, terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terpakai orang lain maupun tidak terdaftar saat vaksinasi Covid-19.
Kabid Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) dan Pemanfaatan Data Dispendukcapil Kota Malang, Sudarmanto mengatakan. Dari jumlah ratusan tersebut, hanya 10 aduan tentang NIK-nya terpakai orang lain, saat melakukan vaksinasi.
“Sebenarnya, itu tidak banyak. NIK-nya yang dipakai orang. Mungkin sekitar 10 di Kota Malang yang NIK-nya betul-betul dipakai orang dan kemudian muncul nama orang lain,” ujarnya saat dihubungi via telepon, Rabu (13/10/2021) siang.
Dirinya menjelaskan, Dispendukcapil akan memberikan solusi, jika memang terjadi seperti itu. Warga yang bersangkutan dapat melaporkan kepada Dispendukcapil melalui call center 119. Atau bisa menghubungi nomor WhatsApp khusus aduan di 082132519834 untuk melakukan validasi data.
Ia menyebut, dari pusat akan menyelesaikan dan menghubungi yang bersangkutan terkait masalah NIK tersebut. Ketika melaporkan ke Dispendukcapil, nanti petugas akan tetap mengirimkan ke pusat untuk melakukan validasi tersebut.
“Kami (Dispendukcapil) di daerah sifatnya sebagai perantara. Kita lakukan konsolidasi ke pusat dan pusat yang verifikasi,” tuturnya kepada reporter City Guide 911 FM.
Sebelumnya, temuan NIK terpakai orang lain, pernah terjadi di gelaran Vaksinasi Drive Thru Polresta Malang Kota di Stadion Gajayana.
Saat itu, seorang remaja bernama Revanka yang mengalami. Ia tahu setelah melakukan registrasi vaksinasi.
NIK-nya ternyata telah dipakai orang lain yang sudah vaksin di Pancoran Jakarta Selatan. Bahkan sudah tercatat telah mengikuti vaksinasi dosis kedua.
Sudarmanto menambahkan, dari total 460 aduan yang bermasalah berkaitan NIK, lantaran ada yang beberapa tidak bisa terakses. Selanjutnya ada sertifikat yang tidak muncul, alamat tidak sama dengan KTP, telah terpakai orang lain serta nama tidak sama dengan KTP.
“Sejauh ini, paling banyak pelaporan NIK-nya tidak bisa diakses, saat pendaftaran vaksin,” lanjutnya.
Persoalan NIK yang terpakai, ia menduga ada dua permasalahan yang bisa terjadi. Pertama, NIK-nya betul-betul dipakai orang secara sengaja. Kedua, ada salah input dari petugas.
“Bisa jadi ada yang input 16 digit, satu digit salah saja yang seharusnya 9 diinput 6, maka yang muncul pasti nama orang lain,” terangnya.
Dia juga menduga, bisa saja terjadi Human Error. Hal itu dikarenakan, petugas harus menginput ribuan orang satu persatu. Pastinya, jika lelah dan lengah sedikit, hal itu mungkin terjadi.
“Pernah ada orang Kota Malang NIK-nya dipakai orang Jawa Barat. Waktu NIK diinput, muncul nama orang di Jawa Barat dan sudah divaksin. Sehingga yang bersangkutan tidak bisa vaksin,” pungkasnya. (yan)