
Malang Post – Setelah Presiden Jokowi memutuskan untuk diperpanjang kembali pemberlakuan PPKM Level 4 hingga 30 Agustus, segala upaya sudah dilakukan Pemkot Malang untuk memulihkan kembali perekonomian, salah satunya dengan melonggarkan operasional tempat perbelanjaan (Mall).
Walikota Malang, H Sutiaji mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman Dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan terkait ini.
“Kemarin saya sampaikan ke dirjen Kemendagri, Kota malang ini mallnya harus dibuka dengan syarat masyarakat yang sudah divaksin dan memiliki kartu vaksin lewat aplikasi peduli lindungi,” ujarnya, Selasa (24/8/21) di Balaikota Malang.
Mantan Wakil Walikota Malang era 2013-2018 ini berharap, sebelum masa PPKM level 4 berakhir, seluruh Mall di Kota Malang bisa beroperasi kembali.
“Itu sudah diteruskan ke menko marves, mudah-mudahan sebelum tanggal 30 Agustus bisa diijinkan,” tambah dia kepada reporter City Guide 911 FM.
Politikus Partai Demokrat ini juga sempat melihat mall yang sudah dilonggarkan oleh pemerintah di Kota Surabaya dan ia pun menilai, seluruh mall Kota Malang bisa meniru penerapan itu.
“Saya lihat contohnya di Tunjungan plaza, saya tanya ke managementnya, saya masuk pakai aplikasi peduli lindungi, memang kuota masuk nya 8.000 dan hanya 1.500 saat itu. Dan ketika keluar, otomatis jumlah nya berkurang dimesin deteksinya. Ini dapat bisa dicontoh seluruh mall di Kota Malang, agar perekonomian mall juga ikut bergerak,” jelasnya.
Disinggung soal ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) yang juga menjadi faktor Kota Malang belum turun level, pria kelahiran Kabupaten Lamongan ini menyebut kapasitas BOR didominasi oleh warga luar Malang Raya.
“Malang itu ditengah kota, kemarin saya sudah bicara ke pak presiden. Mohon maaf pak, di Kota Malang itu memang rumah sakit rujukan. Mengapa BOR sampai melebihi kapasitas? karena di Kota Malang pasiennya kebanyakan dari luar sedangkan pasien dari Kota Malang hanya 36% dari ketersediaan BOR yang ada,” tutur dia.
Ia pun juga melihat, tingkat aktivitas di jalanan Kota Malang cukup meningkat. Sehingga dirinya tetap terapkan penyekatan jalan di beberapa titik perbatasan Kota Malang.
“Jadi, mobilitas di Kota Malang masih tinggi. Maka itu kami lakukan penyekatan dibeberapa titik vital. Blitar dan Madiun juga sama, jadi kalau bisa masuk nanti diarahkan dan diputar-putar jauh. Itu mencegah adanya pertambahan kasus baru,” tandasnya. (yan)