
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif
Malang Post – Kasus kematian terpapar covid-19 di Kota Malang mengalami penurunan. Sementara warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) naik. Diharapkan melapor ke puskesmas demi pemantauan klinis kesembuhan.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan. Jumlah kesembuhan menurun, karena data di New All Record (NAR) auto rilisnya terlalu banyak. Sementara update terbaru kasus kematian tidak sebanyak awal Juli 2021.
“Kalau kematian tercatat 7,8 persen. Sudah turun dari sebelumnya 10,1 persen,” ujar dr Husnul Muarif, di Gazebo Balaikota Malang, Kamis (22/7/2021).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Malang menunjukkan. Jumlah warga yang menjalani isoman sebanyak 1.634 orang. Data tersebut cenderung fluktuatif. Karena setiap harinya terdapat pasien yang selesai isoman maupun baru memulainya.
“Pasien isoman di Kota Malang, untuk saat ini, masuk dalam catatan terkonfirmasi positif dengan swab PCR. Jumlahnya 1.634 orang. Kalau berdasarkan hasil PCR, data masuk ke NAR (New All Record),” urai dr Husnul Muarif.
Pihaknya menuturkan, mekanisme bagi warga yang melakukan pemeriksaan mandiri dengan hasil positif, baik antigen maupun PCR. Harus memberitahu ke puskesmas. Agar bisa dilakukan pemantauan sehari-hari. Baik daring maupun datang untuk pemantauan klinis dan pemberian obat-obatan. Sehingga perjalanan klinis isoman dapat diketahui.
“Jika diperlukan penanganan, maka dirujuk ke rumah sakit. Sehingga ini bisa mengurangi kasus-kasus yang terlambat dilakukan penanganan,” beber dokter yang pernah menjabat Direktur RSUD Kota Malang ini.
Terkait data nol (0) dalam rilis Pemkot Malang, dr Husnul mengaku. Data tersebut tidak bisa masuk secara langsung. Sehingga tidak sama dengan kondisi di lapangan. Karena ada delay. Ia menjelaskan, seperti ada warga isolasi mandiri terkonfirmasi positif tetapi tidak melapor.
Kemudian warga tersebut meninggal. Datanya, tidak masuk dalam daftar pasien terkonfirmasi positif. Hal tersebut bisa saja terjadi ditengah-tengah masyarakat, data belum bisa langsung masuk ke NAR.
“Kita tidak bisa merilis yang tidak masuk di data,” pungkasnya. (yan)