Malang Post – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, saat ini Pemprov Jatim tengah mempertimbangkan pendirian tempat pengisian ulang gas oksigen medis gratis. Ini diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat yang sedang isolasi mandiri (Isoman) akibat terpapar Covid-19.
“Kami juga meminta produsen menambah titik hub layanannya agar makin mendekatkan ke konsumen. Semoga dalam waktu dekat hal ini bisa terealisasi,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di akun Instagramnya @Khofifah.IP, Jumat (9/7/2021).
Sedangkan untuk pasokan gas oksigen medis ke seluruh fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) di Jawa Timur, Gubernur Khofifah menyatakan aman. “Kendati begitu saya berharap masyarakat agar tetap waspada dan saling mengingatkan untuk tetap mematuhi potokol kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19,” lanjut Khofifah.
Untuk memastikan pasokan oksigen medis ke RS di Jatim aman, Gubernur Khofifah mendatangi perusahaan oksigen PT Samator di Driyorejo, Gresik, Kamis (8/7/2021).
“Saya datang ke Samator, salah satu produsen oksigen terbesar di Indonesia. Saya ingin memastikan proses distribusi oksigen ini bisa kita pastikan diterima oleh masing-masing rumah sakit pengguna tidak terlambat,” kata Khofifah.
Ia pun menjelaskan, ada sejumlah kendala dalam proses percepatan distribusi oksigen ke RS. Salah satunya karena terkait keterbatasan jumlah armada yang mengirim. Dirinya memberi opsi, kepada pihak RS agar melakukan isi ulang oksigen langsung ke perusahaan (Samator).
“Rumah sakit bisa membawa silindernya, atau tabung oksigennya ke perusahaan. Ini karena keterbatasan armada. Tim juga bisa menetapkan deadline oksigen di masing-masing rumah sakit,” katanya.
Menurut Khofifah, ketika terjadi peningkatan kasus secara eksponensial, maka kebutuhan oksigen meningkat sangat tajam. Untuk kebutuhan di masing-masing rumah sakit, maka mereka bisa pro aktif membawa silindernya ke perusahaan. Keduian di-refill, dan dibawa kembali ke RS masing-masing.
“Ini bisa mempercepat proses pemenuhan kebutuhan oksigen medis dari masing-masing rumah sakit,” katanya.
Khofifah juga berharap, akses serupa juga bisa didapatkan perseorangan yang membutuhkan oksigen bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebab, ada juga kasus pasien isolasi mandiri yang meninggal dunia saat kondisi berat dalam perjalanan menuju rumah sakit, karena tidak adanya oksigen.
“Namun, ada kendala di sisi teknis karena tidak semua jenis tabung bisa diisi ulang oksigen,” ujarnya. Dia mencontohkan tabung oksigen ukuran kecil yang biasa dipakai secara umum, tidak bisa diisi ulang. Maka dibutuhkan kerja sama dengan pihak rumah sakit. (yan)