Malang Post – Manajemen Arema FC, baru saja gagal mengikat kontrak. Sekaligus memperkenalkan secara resmi legiun asing ketiganya. Carlos Daniel Silveira da Graca atau Kay Graca.
Bek tengah asal Nossa Senhora da Luz, Cape Verde (Afrika Barat) tersebut, urung bergabung, lantaran terkendalan faktor non-teknis. Meski pemain itu telah berada di Malang.
Rencana merekrut Kay Graca sendiri, sebelumnya sempat menimbulkan pertanyaan besar dari kalangan sepak bola di Malang.
Khususnya dari kacamata kualitas teknis dan track record di klub-klub sebelumnya. Terutama untuk klub sekaliber Arema FC, yang berkompetisi di level teratas kompetisi Tanah Air, yakni Liga 1.
‘’Untuk tim sekelas Arema FC, seyogyaanya harus cermat dan jeli. Tidak asal ambil, sebelum menentukan pilihan merekrut pemain asing. Lihat rekam jejaknya atau track record juga riwayat cedera di klub sebelumnya.’’
‘’Tak kalah pentingnya, kelengkapan dokumen administratif si pemain. Jadi jangan asal percaya begitu saja kepada si agen pemain,’’ ujar mantan kiper Arema era Galatama, Hendry Koto, kemarin.
Hal itu bisa saja terjadi pada pemain yang lebih dikenal sebagai Kay Graca. Diisinyalir dia belum mengantongi International Transfer Certificate (ITC) dari federasi sepak bola Portugal, FPF (Federacao Portuguesa de Futebol) atau Portuguese Football Federation (FPF). Lantaran klub lamanya Associacao Academica de Coimbra-OAF, belum mengeluarkan surat keluar.
Kay hengkang dari FC Universitatea Cluj (Liga 2 Romania 2019/2020), tanggal 6 Oktober 2020, dengan status free transfer. Kemudian dia gabung Academica de Coimbra, pada Liga 2 Portugal 2020/2021, dengan durasi kontrak hingga 11 Juli 2021.
Bagaimana dengan kapasitas teknis dan track record Kay Graca di klub-klub sebelumnya? Apakah dia memang benar-benar layak secara teknis, gabung tim Singo Edan. Terlebih tim ini memasang target juara pada Liga 1 2021/2022 mendatang.
Pemain kelahiran Nossa Senhora da Luz, Cape Verde 5 Januari 1988 silam itu, sebelumnya bermain di Liga 2 Portugal 2020/2021, bersama tim Academica de Coimbra. Menariknya, dia bergabung tanggal 6 Oktober 2020 pada saat Liga 2 Portugal, baru akan memasuki laga pekan kelima.
Artinya Kay memiliki sisa 30 laga, untuk bisa memperkuat Academica de Coimbra hingga akhir kompetisi tanggal 23 Mei 2021. Namun dari penelusuran data kompetisi Liga 2 Portugal 2020/2021, baik dari worldfootbal maupun transfermarkt, tak sesuai harapan.
Dari sisa 30 laga timnya, Kay Graca hanya sekali bermain selama 90 menit saja. Itu terjadi ketika timnya takluk 1-2 di kandang GD Chaves (27/12/2020), di Estádio Municipal Eng. Manuel Branco Teixeira (Chaves).
Tercatat 20 laga dia hanya duduk di bangku cadangan tanpa bermain. Sembilan laga absen, alias namanya tak masuk dalam daftar susunan pemain. Meski timnya finis urutan keempat pada klasemen akhir kompetisi.
Bahkan Kay Graca hanya diberi kesempatan bermain dalam 13 laga (971 menit), dari total 23 laga kompetisi Liga 2 Romania 2019/2020, bersama tim FC Universitatea Cluj. Sisanya 10 laga dia absen tak masuk komposisi tim. 10 laga diantaranya sebagai starter dan total dia mencetak tiga gol. Namun dalam 13 penampilannya sebagai bek tengah, timnya kebobolan 13 gol.
Track record-nya juga kurang mulus, ketika membela FK Senica, klub yang berkompetisi di Slovak Super Liga 2018/2019. Dari 22 laga timnya, dia tampil bermain dalam 20 laga dengan durasi 1.771 menit dan dua laga absen.
Dalam 22 laga, dia mencetak empat gol. Namun saat itu sebegai bek tengah, timnya justru kebobolan 29 gol. FK Senica di akhir kompetisi, finish urutan kedua dari bawah atau ke-11 dari 12 tim.
‘’Setahu saya, Arema pernah merekrut Caio Ruan (Caio Ruan Lino de Freitas, Red.) dan Bruno Smith (Bruno Smith Nogueira Camargo, Red.) dari Brasil. Tapi keduanya dicoret setelah Piala Menpora 2021, karena kendala teknis. Namun musim ini ambil Renshi Yamaguchi dan kiper Adilson Maringa. Saya tidak tahu apa pertimbangannya ambil pemain itu. Mereka punya track record tidak bagus di klub sebelumnya,” tandas pemerhati sepak bola nasional, Koesnaeni.
Terkait Kay Graca sendiri, Presiden Klub Arema, Gilang Widya Pramana sempat membocorkan batalnya si pemain asing anyar diperkenalkan ke publik, lantaran masih ada masalah dengan klub lamanya.
Kemudian diperkuat sumber internal, yang menyebut masalah itu terjadi antara Kay dan klub lamanya di Liga Rumania, Universitatea Cluj yang mengontraknya selama tiga musim sejak musim 2019-2020.
‘’Pada musim 2020-2021 lalu, Kay ini dipinjamkan ke klub Liga 2 Portugal, Academica Coimbra. Karena kontraknya selama tiga musim, setelah kontrak peminjamannya musim ini habis, Kay seharusnya kembali ke FC Universitatea Cluj. Dia bilang FC Universitatea Cluj masih punya hutang 30 Euro kepadanya, makanya dia mau menerima tawaran Arema,’’ imbuh sumber tadi.
Kay mengaku menerima surat dari FC Universitatea Cluj pada Mei 2021 lalu, yang menyebutkan bahwa kontraknya akan habis 30 Juni 2021. Namun, seminggu sebelum kontrak itu habis, Kay sudah berada di Indonesia untuk bersiap teken kontrak di Arema.
Mengetahui Kay ingin pindah klub saat masih menyisakan kontrak berdurasi satu musim, FC Universitatea Cluj mengirimkan adendum baru. Disebutkan dalam adendum itu, jika Kay ke Arema, maka hutang gajinya tak akan dbayarkan.
‘’Pada dasarnya, pemain ini ingin sekali ke Arema, dia pun sudah mengikhlaskan cuma meminta gajinya 10 ribu Euro saja kepada pihak FC Universitatea Cluj. Arema pun sudah menaikkan nilai kontrak untuk Kay dari yang tertera di offering letter,’’ kata si sumber internal yang tak mau disebutkan namanya.
‘’Situasinya jadi rumit ketika FC Universitatea Cluj meminta Arema mengirimkan surat (untuk peminjaman). Arema sendiri berpedoman pada pernyataan Kay yang bilang kontraknya sudah habis (di Coimbra pada 30 Juni lalu),’’ sambungnya.
Lantas bagaimana komentar head coach Arema, Eduardo Almeida? Pelatih itu memilih untuk tidak mau berkomentar. ‘’Soal Kay Graca saya tegaskan, saya akan bicara soal pemain itu, ketika dia sudah resmi menjadi pemain Arema. Jika dia bukan bagian dari tim ini maka saya tidak akan bicara soal pemain itu,’’ katanya. (yan)