Malang Post – Manajemen Arema FC, gagal memperkenalkan secara resmi legiun asing ketiganya, bek tengah asal Nossa Senhora da Luz, Cape Verde (Afrika Barat), Carlos Daniel Silveira da Graca. Kendala non-teknis yang tak disebutkan, manajemen tim Singo Edan mendadak membatalkan zoom meeting secara vitual, Kamis (1/7/2021) pagi lalu.
Padahal belasan awak media, telah stand by hingga pukul 11.30 WIB, dari jadwal semula pukul10.00 WIB.
‘’Sesi press conference zoom meeting mohon maaf ditunda seperti kompetisi. Ndak jadi preskonnya, ditunda tanpa statemen. Sampai waktu yang belum ditentukan,’’ ujar Sudarmaji singkat.
Tak mudah meminta keterangan kepada manajemen, terkait batalnya memperkenalkan sekaligus meresmikan pemain, yang pernah merumput bersama klub FC Universitatea Cluj pada Liga 2 Romania 2019/2020 itu.
General Manager Arema FC pun, Ruddy Widodo justru meminta agar ditanyakan kepada Media Officer, Sudarmaji yang tak banyak komentar. Seperti halnya pengalaman yang pernah dialami klub-klub di Tanah Air sejak lama. Jika tiba-tiba pemain yang digadang-gadangkan bakal bergabung dan diresmikan batal dilakukan.
Ada tiga kemungkinan yang terjadi. Pertama tak ada deal besaran kontrak atau kedua si pemain tak lolos medical test. Atau bahkan ketiga, yang kerap terjadi, si pemain masih meningglakan permasalahan dengan klub lamanya.
Jika alasan ketiga yang terjadi, bisa dipastikan kesalahan ada pada si pemain dan sang agennya. Tentu saja ini terkait persoalan International Transfer Certificate (ITC). Karena menyangkut perpindahan pemain dari sebuah klub di negara tertentu, ke klub baru di negara lainnya.
Kay Garca sendiri dilepas klub sebelumnya, FC Universitatea Cluj, begitu usainya Liga 2 Romania 2019/2020 per tanggal 6 Oktober 2020, dengan status free transfer. Lantas tim peserta Liga 2 Portugal (Segunda Liga) musim 2020/2021, Academica de Coimbra merekrutnya. Di saat tim ini menuntaskan laga pekan keempat kompetisi (30/9/2020) dan terikat kontrak sampai dengan 11 Juli 2021.
Seperti yang diwajibkan dalam Statuta FIFA terkait Regulations on the Status and Transfer of Players pada June 2020 Edition (including Covid-19 temporary amendments). Artinya Kay Graca secara admintratif masih berstatus pemain sah klub lamanya, Academica de Coimbra-OAF (Liga 2 Portugal) dan belum bisa mendapatkan ITC.
ITC sendiri merupakan dokumen yang menandakan pemutusan hubungan kerja, antara klub dengan si pemain. Dokumen inilah yang menjadi syarat wajib saat sebuah klub, akan meresmikan dan mendaftarkan pemain baru dalam sebuah kompetisi.
‘’Soal Kay Graca kenapa batal diperkenalkan Arema, karena yang bersangkutan secara adminitratif masih ada masalah dengan klub lamanya. Itu alasan kenapa tertunda peresmiannya di Arema, meski dia sudah ada di Malang,’’ ujar sumber internal manajemen yang enggan disebut jatidirinya.
Dalam kasus Kay, adalah federasi FPF (Federacao Portuguesa de Futebol) atau Portuguese Football Federation (FPF) yang mengeluarkan ITC. FPF bisa saja menolak untuk menerbitkan ITC, jika ternyata Kay masih mengalami masalah dengan Academica de Coimbra.
Statuta FIFA sendiri juga mewajibkan agar prosedur ITC dan Transfer Matching System (TMS) berjalan beriringan. Federasi (Portugal) harus menerbitkan ITC melalui TMS. Jika tidak, ITC tidak akan diakui. TMS merupakan sistem elektronik untuk memonitor transfer pemain lintas negara atau internasional.
Sistem yang diperkenalkan sejak Oktober 2010 itu, telah diwajibkan pula oleh FIFA lewat Regulations on the Status and Transfer of Players. Setiap transfer berskala internasional harus melalui TMS.
Melalui sistem tersebut, setiap klub bisa memantau pemain-pemain yang tersedia di pasar. Data-datanya sudah lengkap, sehingga klub hanya perlu melakukan negosiasi harga dengan klub asal dan gaji bersama intermediary atau agen pemain. (yan)