Malang Post – Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih menjadi fokus pemerintah. Pasalnya, jumlah penyebaran Covid-19 juga fluktuatif. Masyarakat pun juga dihimbau agar tetap selalu menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Sebagai langkah antisipatif mencegah penyebaran Covid-19.
Ttidak dipungkiri, dewasa ini deteksi covid sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Seperti syarat bepergian keluar kota, syarat masuk kerja, sekolah, kuliah dan beberapa kebutuhan lainnya.
Menjawab kebutuhan masyarakat itulah, Rumah Sakit (RS) Wava Husada melakukan berbagai upaya memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti dengan melengkapi fasilitas dan alat penunjang deteksi Covid-19.
Salah satunya adalah alat test antibodi Covid-19 kuantitatif reseptor binding domain (RBD).
Alat tersebut secara spesifik mengukur tingkat antibodi seseorang terhadap Covid-19.
Artinya, mengukur kekebalan seseorang terhadap virus Covid-19.
“Ibaratnya, antibodi pada tubuh seseorang ini adalah tentara yang menjadi pertahanan tubuh. Sementara dengan test tersebut, kita bisa mengetahui seberapa kuat antibodi pada tubuh seseorang terhadap Covid-19,” ujar Kepala Bagian (Kabag) Marketing RS Wava Husada, Rini Minarsih S. Kep Ners.
Secara spesifik, alat tersebut mengukur antibodi tingkat antibodi pada tubuh seseorang yang pernah terpapar Covid-19. Sehingga, dengan alat tersebut, secara tidak langsung juga dapat mendeteksi seseorang apakah pernah terpapar Covid-19 atau tidak. Termasuk, orang yang belum pernah test Swab PCR sekalipun.
“Jadi yang diukur itu tingkat antibodi Covid-19 itu sendiri. Sehingga, juga bisa mendeteksi, seseorang ini pernah terpapar Covid-19 atau belum. Juga mengukur antibodi seseorang setelah vaksin. Sementara kalau PCR Test itu kan untuk penegakan diagnosa. Apakah seseorang masih terpapar Covid-19 atau tidak,” terang dia.
Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk test ini sebesar Rp 190 ribu untuk satu kali testnya.
Sementara hasilnya dapat diketahui maksimal 1 sampai 2 jam. Selain itu, alat ini juga dapat mendeteksi pendonor konvalensen, yang dimiliki mantan penyintas Covid-19.
Sementara itu, selain Tes Kuantitatif RBD, RS Wava Husada juga memiliki Saliva PCR Test.
Dapat mendeteksi Covid-19 lebih nyaman, aman dan ramah terhadap pasien. Pasalnya, sampel yang digunakan hanya air liur. Tidak seperti PCR swab test, pasien harus diambil cairan mukosa di tenggorokan dan hidung.
“Ini kami berupaya penuhi kebutuhan pasien. Kalau PCR dengan swab, itu banyak pasien yang mengeluh. Terutama anak-anak yang cenderung tidak bisa kooperatif. Namun dengan Saliva PCR, dirasa akan lebih mudah. Akurasinya juga sama dengan PCR dengan swab test,” jelas Rini.
Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat tidak takut untuk melakukan deteksi dini terhadap Covid-19. Apalagi jika kondisi saat ini, Covid-19 masih dapat dibilang menjadi momok bagi masyarakat.
“Intinya jangan takut ke rumah sakit dan jangan pertaruhkan keselamatan keluarga karena terlambat mencari pertolongan. Dan terutama, untuk Covid-19, jangan lupakan 5M (mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi dan interaksi),” pungkasnya .
Sebagai informasi, tarif yang dipatok dalam sekali test PCR, baik swab maupun Saliva adalah sebesar Rp 950 ribu. Sedangkan untuk homecare, sebesar Rp 1.100.000. Sementara dari pantauannya, di Kabupaten Malang, alat Saliva PCR Test, sementara masih hanya ada di Wava Husada.(yan)