Malang Post – Cuaca cerah Minggu (31/5/2021) menyelimuti wahana wisata pertanian Kedok Ombo di Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Hiruk pikuk pengunjung bercampur dengan masyarakat Desa Gunungrejo yang mengikuti kegiatan Deklarasi Desa Damai pada pagi itu.
Wahid Foundation yang berkolaborasi dengan UN Women dalam program Women Participation for Inclusive Society (WISE) melakukan Deklarasi Desa Damai Gunungrejo Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Program tersebut memiliki tujuan besar mendorong pemberdayaan perempuan dalam upaya membangun masyarakat yang damai dan mandiri.
Sejumlah pihak terlihat hadir dalam deklarasi tersebut. Antara lain, Muhammad Zaim Al-Khalish Nasution–Direktur Regional Multilateral BNPT), Mujtaba Hamdi–Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Asisten Bupati Kabupaten Malang–Hari Krisparyitno, Camat Singosari–Samsul Hadi, Kepala Desa Gunungrejo dan sejumlah tokoh dari berbagai elemen masyarakat setempat, anggota Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai Gunungrejo.
Hadir pula sejumlah Pokja lain di Jawa Timur, yang lebih dulu mendeklarasikan Desa Damai. Seperti Desa Candirenggo dan Sidomulyo. Termasuk Suhendar SP–Kepala Kelurahan Duren Seribu Kota Depok yang diundang khusus.
Direktur Ekstekutif Wahid Foundation–Mujtaba Hamdi menjelaskan. Program Desa Damai ini sudah dilaksanakan sejak tiga tahun terakhir. Di tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Program ini digagas Wahid Foundation berkolaborasi dengan UN Women. Untuk menguatkan resiliensi masyarakat dari paham ekstremis yang bisa memprovokasi terjadinya konflik di tengah masyarakat. Melalui integrasi pendekatan pencegahan konflik dan pembangunan ekonomi dengan menggandeng kelompok perempuan dengan dibentuknya Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai.
“Program Desa Damai diinisiasi WF. Bekerjasama dengan UN Women dalam program Women Participation for Inclusive Society (WISE). Bertujuan mendorong pelibatan perempuan dalam upaya membangun masyarakat damai dan mandiri. Sebagai lembaga yang fokus pada perjuangan membangun toleransi dan perdamaian di Indonesia. Wahid Foundation merasa perlu untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian melalui penguatan kohesi sosial dengan menggandeng perempuan pedesaan, salah satunya di Desa Gunungsari”, ungkapnya.
Program ini digagas untuk mencoba meningkatkan ketahanan masyarakat. Harapannya melalui program Desa Damai berbasis komunitas terbangun karakter masyarakat yang bisa hidup rukun, damai dan setara di tengah perbedaan.
Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme–Muhammad Zaim Al-khalish Nasution mengatakan. Pihaknya menegaskan bahwa pentingnya membangun kesadaran berbasis komunitas di desa. Untuk bersama-sama memperkuat persatuan dan perdamaian melalui program Desa Damai. Upaya ini, bentuk nyata mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan yang saat ini menjadi tantangan nyata di Indonesia.
“BNPT bersama beberapa kementerian dan lembaga saat ini sedang mempersiapkan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Kekerasan (RAN PE) yang baru saja disahkan melalui Pepres No. 7 Tahun 2021. Desa Damai ini tentu sejalan dengan apa yang akan kita lakukan melalui RAN PE”, jelas Zaim.
Kegiatan yang berjalan dengan penerapan protokol kesehatan ketat tersebut, dibuka dengan pengenalan Wahana Wisata Kedok Ombo. Sebagai pusat wisata dan edukasi pertanian bagi masyarakat Desa Gunungrejo dan sekitarnya di Kabupaten Malang oleh Samsul Hadi selaku Kepala Desa Gunungrejo.
Samsul terlihat antusias menyambut tamu undangan. Ia menilai deklarasi ini menjadi media mewujudkan dan memperkenalkan desanya menjadi desa damai dan ramah. Bagi semua kalangan tanpa membeda-bedakan gender atau kelompok lainnya. Melalui pengembangan Wahana Wisata Pertanian salah satunya, dirinya mengusung perdamaian. Melalui pendekatan ekonomi dan pusat pendidikan pertanian. Selama ini menjadi salah satu penghasilan utama masyarakat Desa Gunungrejo. Selain sumber pengasilan lain seperti home industry kue pia, kripik singkong, sandal bakiak, keset dan shuttlecock.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak. Atas terlaksananya Deklarasi Desa Damai ini. Kami mengiginkan desa kami tercinta menjadi desa damai. Setara bagi semua kalangan dengan upaya-upaya yang kami lakukan. Salah satunya melalui pendekatan ekonomi dalam pengembangan desa wisata pertanian ini,” ungkapnya saat membuka kegiatan tersebut.
Program ini juga memberikan sumbangsih bagi pembangunan. Yaitu realisasi program sesuai Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 yang baru disahkan Januari 2021. Tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Penanggulangan Ektremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3A-KS).
Sementara itu, Jamsheed Kazi, UN Women Representative and Liaison to ASEAN sebagai perwakilan dari UN Women memberikan sambutan melalui video. Menurutnya, peran aktif perempuan dalam pencegahan konflik sangatlah penting. “
Tanpa partisipasi aktif perempuan dan peningkatan kapasitas dalam menangani konflik di tingkat komunitas, kohesi sosial secara luas tidak dapat dicapai. Melalui program Desa Damai, UN Women dan Wahid Foundation mendorong pelibatan perempuan sebagai agen perubahan dalam memperkuat toleransi dan solidaritas di komunitas. Akan sangat bermanfaat apabila inisiatif yang melibatkan kepemimpinan perempuan dan pendekatan berbasis komunitas dalam mendorong komunitas yang tangguh dan perdamaian berkelanjutan di Indonesia ini, direplikasi di tingkat regional”, ungkapnya.
Melalui asistennya, Bupati Malang yang berhalangan hadir menyampaikan. Program Desa Damai perlu dikembangkan. Selain mencegah dan meredam segala aksi, sikap dan tindakan intoleran maupun ekstrem. Juga sebagai upaya mendorong partisipasi perempuan di tingkat lokal. Sekaligus memperkuat perspektif gender yang menempatkan posisi perempuan sebagai bagian dari kerangka penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Deklarasi Desa Damai Gunungrejo diresmikan dengan pelepasan burung merpati. Dilanjutkan penandatanganan prasasti Desa Damai oleh Bupati Malang, Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Camat Singosari, Kepala Desa Gunungrejo dan Pokja Desa Gunungrejo. (yan)