AMEG – Ratusan warga Kabupaten Malang, yang menjadi korban gempa, masih menunggu bantuan material bangunan. Untuk memperbaiki rumah-rumah mereka yang rusak, akibat gempa berkekuatan 6,1 skala richter (SR), pada Sabtu (10/4/2021) lalu.
Di Desa Majantengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, setidaknya ada 474 rumah yang rusak akibat gempa. Saat ini, relawan yang berasal dari personel gabungan, akan membangun tenda-tenda untuk dapat ditinggali warga.
“Ada 53 rumah yang butuh pripritas untuk diperbaiki. Itu memang roboh. Dan 14 diantaranya baru saja dirobohkan,” ujar Pengendali Posko Relawan Desa Majangtengah, Bambang Siswanto, saat ditemui ameg.id di lokasi kejadian, Jumat (16/4/2021).
Bambang menjelaskan, saat ini sudah ada donatur yang memberikan bantuan tenda. Yang rencananya akan didirikan, untuk ditinggali minimal tiga keluarga dalam satu tenda. Dan setelah tenda tersebut didirikan, barulah setiap keluarga secara berangsur, mendapat bantuan logistik.
Diharapkan, tenda tersebut bisa bertahan hingga satu bulan ke depan. Hal ini dilakukan, karena pihaknya belum bisa memastikan kapan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bisa terdistribusikan.
“Ya itu sedang diupayakan. Tadi sudah ada donatur yang memberi bantuan 190 unit tenda dengan berbagai ukuran. Saat ini, kami masih cari perlengkapan lain, agar tenda itu bisa segera berdiri. Seperti tiang penyangga. Entah dari bambu atau mungkin dari kayu,” imbuh Bambang.
Sementara saat ini, dari sejumlah material bangunan yang ada, sedang digunakan untuk memperbaiki sejumlah bangunan yang rusak. Yang tidak termasuk ke dalam kategori rusak berat.
“Jadi material yang ada, sementara ini digunakan untuk menambal tembok misalnya. Itu yang bisa dilakukan untuk saat ini,” tegas Bambang.
Dirinya berharap segera ada uluran tangan dari sejumlah pihak, agar beban masyarakat yang menjadi korban gempa bisa lebih ringan. Pasalnya menurut Bambang, harus ada mekanisme dan prosedur yang harus dilalui Pemkab Malang untuk bisa segera mengalokasikan anggaran untuk bantuan.
“Karena kalau menunggu pemerintah, kemungkinan lama. Dan itu juga melalui prosedur dan mekanisme. Makanya kamu juga menunggu uluran tangan donatur,” pungkasnya. (avi)