AMEG – Pada 8 Juli tahun 2013 lalu, Kabupaten Malang pernah dilanda bencana gempa bumi. Berkekuatan 5,9 skala richter (SR). Saat itu, enam kecamatan di Kabupaten Malang, yang terparah. Yaitu Sumbermanjing Wetan, Dampit, Ampelgading, Gedangan Tirtoyudo dan Bantur.
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, menjadi wilayah terdampak paling parah. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sehari setelahnya, tepatnya 9 Juli 2013, hujan lebat mengguyur wilayah Malang.
Ternyata, hal itu menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang di Desa Sitiarjo Kabupaten Malang. Yang terjadi pada malam harinya. Di hari yang sama.
‘’Jadi banjir bandang itu, disebabkan adanya embung yang tidak sengaja terbentuk. Bercampur guguran dari perbukitan. Saat embung itu ambrol, akhirnya menjadi banjir bandang di Desa Sitiarjo,’’ ujar Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Kamis (15/4/2021).
Mengacu pada hal tersebut, saat ini BPBD Kabupaten Malang, juga meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan adanya temuan bibit siklon tropis 94W. Hal itu membuat sejumlah daerah mengalami cuaca buruk.
‘’Meskipun dari rekan-rekan BMKG mengatakan bahwa arahnya (bibit siklon tropis 94w) tidak ke Malang, tapi kami tetap waspada. Sementara ini dengan pemantauan. Karena setelah gempa pada Sabtu (10/4/2021) lalu, ada beberapa daerah yang tanahnya retak. Antisipasi ancaman bencana pasca gempa,’’ imbuh Sadono.(avi)