AMEG – Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) UMM, berangkat menuju lokasi terdampak gempa. Di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, sejak Selasa (13/4/2021) lalu.
Alya Dinia Asyfiqi Masykur, Ketua Maharesigana menjelaskan, keberangkatan mereka merupakan hasil koordinasi dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Malang. Termasuk tim medis dari Fakultas Kedokteran UMM, serta tim Rumah Sakit Aisyiyah.
‘’Kami semua berada di bawah koordinasi MDMC Kabupaten Malang. Demi membantu sesama. Kami saling bahu-membahu, sebagai bentuk bantuan kemanusiaan,’’ tegasnya kepada ameg.id, Rabu (14/4/2021).
Alya menjelaskan, Maharesigana juga mendirikan pos koordinasi yang berpusat di Pusat Studi Kewilayahan, Kependudukan dan Penanggulangan Bencana (Puska-PB) UMM. Mereka segera melakukan asesmen, untuk menemukan daerah yang paling terdampak gempa bumi. Akhirnya, Maharesigana mendirikan Posko Layanan yang berada di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit.
‘’Ada dua posko layanan yang kami sediakan. Keduanya adalah posko kesehatan dan posko psikososial, yang diharapkan bisa membantu warga sekitar,’’ jelas mahasiswa Pendidikan Agama Islam tersebut.
Maharesigana rencananya berada di sana seminggu penuh. Jika masih dibutuhkan, mereka siap melanjutkan. Meski dalam dunia penanggulangan bencana, satu tim harusnya berada di lokasi selama dua minggu.
‘’Namun karena pandemi masih belum membaik, kami akan berganti tim seminggu sekali. Rencananya akan ada posko lanjutan di daerah-daerah lain,’’ terangnya.
Di desa Pamotan sendiri, jelas Alya, ada dua RT yang sangat terdampak. Yakni di RT 3 yang dihuni 22 keluarga. Ada sembilan rumah roboh dan lainnya mengalami retakan. Sedang di RT 4, yang terdiri dari 19 keluarga, 12 rumah rusak berat dan sisanya rusak ringan.
‘’Melihat realita itu, kami jadi tergerak untuk terus menebar manfaat dan kebaikan. Sesuai dengan moto kami, Bergerak untuk Kemanusiaan. Maka membantu masyarakat sekitar adalah sebuah kebahagiaan,’’ terang mahasiswa asli Batu itu. (avi)