
KE KORBAN GEMPA: Sejumlah bantuan beserta personel, diberangkatkan dari kampus 1 ITN menuju ke lokasi bencana alam di wilayah Malang Selatan. (Foto : Joffa Safik)
KE KORBAN GEMPA: Sejumlah bantuan beserta personel, diberangkatkan dari kampus 1 ITN menuju ke lokasi bencana alam di wilayah Malang Selatan. (Foto : Joffa Safik)
AMEG – Gempa bumi bermagnitudo 6,1 SR, yang melanda wilayah selatan Kabupaten Malang, Sabtu (10/4/2021) pekan lalu, membuat sejumlah kalangan segera memberikan bantuan. Salah satunya Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Posko gabungan pun di bentuk di desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Berisi para relawan tanggap darurat pasca bencana alam gempa bumi Malang. Terdiri dari sejumlah komunitas di Malang Raya. Bertajuk Sinergitas Lintas Batas. Pemberangkatan relawan dan logistik, dari kampus 1 ITN, secara simbolis dilepas Wakil Dekan III FTSP ITN, Dr. Hardianto, ST,MT., atas nama Rektor ITN.
Koordinator relawan yang juga founder Gerakan Kesadaran Alamku, Fitri Haryanto menjelaskan, posko tersebut dipusatkan di desa Tumpakrejo. Nantinya akan dikembangkan ke desa lainnya.
‘’Tahap pertama akan ditempatkan 20 relawan. Setiap tiga hari sekali, akan diganti oleh komunitas lainnya,’’ ungkapnya.
Saat ini sudah ada 15 komunitas, yang bergabung dalam gerakan ini. Diharapkan kedepan akan bertambah lagi.
‘’Sengaja kami menggandeng ITN sebagai akademisi. Karena banyak bangunan yang rusak. Paling tidak nanti di sana ada kajian secara akademik,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala Humas ITN Malang, F.X. Ariwibisono, ST., bersyukur atas antusiasme masyarakat, dalam proses tanggap bencana ini.
‘’Sebelumnya dari Rektorat telah berkomunikasi terkait bantuan dengan Mayor Sumaryono dari Resimen Armed Kostrad,’’ tambahnya.
Untuk tahap pertama ini, pihaknya akan fokus ke desa Tumpakrejo. Karena sebelumnya telah ada MoU untuk pengembangan kawasan wisata di desa tersebut. Yakni pantai Nganteb dan pantai Wonogoro.
‘’Namun karena Tuhan berkehendak lain, maka kami ganti dengan kegiatan paralel. Yakni mengirim bantuan dan logistik ke desa tersebut,’’ ungkapnya.
Selain itu, ITN juga menyiapkan tempat di kampus, untuk menampung material bahan bangunan, khususnya asbes. Sebab menurut kepada desa, mereka membutuhkan banyak asbes, untuk mengganti atap yang rusak. (avi)