AMEG – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, telah mengizinkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang direncanakan mulai 15 April 2021 mendatang.
Meski telah di izinkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, wanti-wanti untuk setiap sekolah, harus menerapkan protokol kesehatan. S ebagai salah satu bentuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan skema khusus, bagi sistem PTM selama masa pandemi Covid-19.
”Untuk sekolah tatap muka, saya sampaikan, SD kelas VI mulai tanggal 15 April. Sementara, untuk kelas I sampai V dan SMP kelas VII dan VIII, mulai tanggal 19 April,” terangnya.
Seluruh siswa yang akan mendapatkan pelajaran di sekolah, dilakukan secara bergantian. Siswa kelas VII, akan masuk 100 persen. Namun untuk kelas VIII, akan melakukan belajar di rumah dengan sistem daring. Meski demikian, pihaknya juga akan memastikan, penerapan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak saat kegiatan belajar mengajar, maksimal ruang kelas bisa diisi 50 persen kapasitas siswa.
“Jadi, misalnya, siswa kelas VII giliran masuk sekolah tatap muka. Nanti, kelasnya akan dibagi, setidaknya satu kelas berisi 50 persen. Kemudian, mereka sekolah selama dua hari. Setelah dua hari, masuk kelas VIII dengan skema yang sama. Protokol kesehatan tetap kami terapkan,” ungkapnya.
Skema tersebut dilakukan, agar tidak mempersulit guru yang memberikan materi pelajaran, maupun siswa yang menerima materi.
“Sebab, jika misalnya satu kelas dibagi dua, sebagian daring dan sebagian tatap muka, nanti akan menyulitkan gurunya,” tambahnya.
Selain itu, untuk sekolah tatap muka dapat mulai dibuka setelah ada izin dari orangtua atau wali murid.
Pihak sekolah juga dinilai sudah siap untuk melaksanakan skema sekolah tatap muka.
“Kalau dari pihak sekolah, mereka sudah memiliki alat pengukur suhu tubuh, hand sanitizer hingga tempat cuci tangan. Semua sudah siap. Kami berharap, seluruh wali murid mengizinkan (sekolah tatap muka),” imbasnya.
Untuk sekolah tatap muka di Kota Malang ini, pihaknya mengimbau siswa membawa bekal sendiri dan diminta untuk diantarkan langsung orang tua atau keluarga.
“Jam belajarnya mulai jam 07.30 sampai 11.30 dan tidak ada jam istirahat. harapan kami, siswa/siswi ini nanti diantar-jemput oleh orangtuanya dan wajib bawa bekal,” jelasnya.
Pelaksanaan PTM di Kota Malang ini, masih tahap uji coba yang bakal dilakukan sekitar satu atau dua minggu. Jika tim melihat ada sekolah yang teledor, maka akan ditutup.
“Kalau memang aman, ya tetap. Namun, kalau ada sekolah yang teledor, ya akan kami tutup. Saat ini, pihak sekolah sedang mendata, mana saja siswa yang melakukan daring dan siapa yang ikut sekolah tatap muka setiap harinya,” tegas Suwarjana. (avi)