AMEG – Meski sudah memiliki duet penyerang lokal mumpuni, seperti Dedik Setiawan dan Kushedya Hari Yudo, General Manager Arema FC, Ruddy Widodo menilai, timnya masih butuh tambahan penyerang asing. Untuk Liga 1 2021 mendatang.
Menurut Ruddy, keinginannya untuk mendatangkan penyerang asing itu, bukan lantaran tidak percaya dengan kualitas penyerang lokal.
‘’Kalau saya pribadi, Arema tetap butuh sosok striker asing. Bagaimana pun, 17 klub lain di Liga 1 pakai stopper asing. Bukannya saya tidak percaya pada pemain lokal, tapi jelas kami butuh pemain asing di posisi itu. Untuk menghadapi stopper-stopper lokal di kompetisi,’’ katanya.
Sebagai salah satu bentuk keseriusannya untuk mendatangkan penyerang asing, dia mengaku sudah mengantongi nama-nama pemain asing, yang akan didatangkan ke Malang. Termasuk striker asing. Namun, nama-nama itu masih akan didiskusikannya dengan calon pelatih Arema FC nanti.
Kebutuhan striker asing itu juga senada dengan pandangan Singgih Pitono, mantan striker Arema. Apalagi sorotan tajam menerpa lini serang Arema FC, lantaran minimnya produktivitas gol yang tercipta, selama berlangsungnya Piala Menpora 2021.
Lini depan andalan tim Singo Edan itu, menjadi sorotan tajam publik sepak bola di Malang Raya. Pasalnya, Arema FC menjadi salah satu klub paling minim dalam hal produktivitas gol.
Hanya mengemas 4 gol dalam 3 laga Grup A Piala Menpora, memang bukan hal yang buruk. Namun melihat prosesnya, hanya satu gol saja yang berasal dari skema permainan.
‘’Memang saya akui, lini serang tim ini mendapat sorotan. Terutama dalam hal finishing (penyelesaian),’’ ujar Singgih Pitono.
Sorotan itu pun tergolong tajam, mengingat komposisi forward Arema FC bisa dibilang berlevel tim nasional. Selain Dedik Setiawan, juga ada Kushedya Hari Yudo, Febi Eka Putra hingga Dendi Santoso.
‘’Sebagai seorang striker, memang harus ada sikap egois. Karena jika sudah berada di kotak 16 (penalti), harus segera memutuskan, bukan lagi kombinasi (permainan),’’ sambung striker legendaris Arema di era kompetisi Galatama hingga Liga Indonesia tersebut.
Singgih Pitono pun mengulas terhadap fenomena yang cukup miris itu. Kendati dihuni forward berkualitas tinggi, bukan berarti garansi gol bisa terjaga secara pasti.
‘’Saya harus akui, striker di tim ini memang belum tune in (menyatu dengan tim). Patut diingat juga, kita sudah satu tahun melalui tanpa (kompetisi) sepak bola plus persiapan kurang dari satu bulan,’’ jelas Singgih.
Pada babak penyisihan Grup A Piala Menpora 2021 lalu, Arema FC menjadi tim paling minim atas produktivitas gol. Hanya 4 gol yang mereka sarangkan dengan 2 di antaranya dari penalti.
Arema FC memulai kiprah dengan menahan imbang 1-1 Tira Persikabo (21/03/21), kemudian kalah 1-2 kontra Barito Putera (25/03/21) dan 2-3 melawan PSIS Semarang (30/03/21). Tim Singo Edan juga gagal lolos ke babak 8 besar setelah menghuni urutan 4 klasemen akhir. (avi)