AMEG – Bank Indonesia Perwakilan Malang gencar menggalang kolaborasi dan koordinasi hexahelix bersama Pemerintah Daerah, dunia usaha, akademisi, komunitas, media, dan lembaga keuangan.
Peningkatan kolaborasi dan koordinasi hexahelix, salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan seminar dengan tema “Sinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi Malang Raya 2021” yang diselenggarakan pada Jum’at (9/4/2021).
Hadir dalam seminar tersebut anggota DPR RI Komisi XI, Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM, Walikota Malang Sutiaji, Wakil Bupati Malang Bapak Didik Gatot Subroto, Walikota Batu Dewanti Rumpoko, dan Akademisi, Prof. Candra Fajri Ananda.
Kepala BI Perwakilan Malang Azka Subhan Aminuridho mengatakan, seminar ini bertujuan untuk membangun sinergitas secara berkesinambungan dengan Pemerintah Daerah di Malang Raya dalam rangka membangkitkan optimisme pemulihan ekonomi daerah. Serta sebagai sarana sharing knowledge dan membangun optimisme pemulihan ekonomi kepada masyarakat.
Azka Subhan menyebutkan, Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu yang menjadi wilayah pengungkit pertumbuhan ekonomi di wilayah Kawasan Tengah Selatan (Katesa) Jawa Timur diproyeksikan tumbuh pada rentang 3,7 – 4,7% untuk Kota Malang. Kabupaten Malang diprakirakan berada pada rentang 3,6 – 4,6%, dan Kota Batu diprakirakan berada pada rentang 4,1 – 5,1%.
Sebagaimana kerangka kebijakan pemulihan ekonomi 2021 terdiri dari tiga hal, yaitu intervensi kesehatan berupa vaksinasi gratis untuk seluruh masyarakat, survival and recovery kit dalam rangka menjaga kesinambungan bisnis dan program perlindungan sosial, serta reformasi struktural berupa Undang-Undang Cipta Kerja.
Kota/kabupaten di Malang Raya tersebut masing-masing memiliki prioritas dalam pengembangan ekonomi. “Kota Malang mengusung ekonomi kreatif berbasis kekuatan sumber daya manusia kota sebagai lokomotif penggerak masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, pemulihan ekonomi di Kabupaten Malang didukung oleh intensifikasi proses vaksinasi bagi SDM kesehatan, petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum.
Sedang untuk Kota Batu mengusung isu, tema dan prioritas pembangunan tahun 2021, yaitu pemulihan ekonomi daerah pada sektor pertanian, pariwisata, dan UMKM yang dididukung oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pemberdayaan desa.
Kota Malang, menurut Azka, memiliki modal sumber daya manusia, suprastruktur, dan komunitas yang sangat mendukung ekosistem ekonomi kreatif. Sebanyak 50,65% penduduk adalah generasi milennial dan gen z.
Ekonomi kreatif berbasis digital dipandang relatif tangguh menghadapi dampak ekonomi pandemi. Tiga subsektor telah ditetapkan sebagai prioritas dan unggulan dari Kota Malang, yaitu game dan aplikasi; film, video dan animasi; serta kuliner.
Tiga fokus program telah ditetapkan dan terus berjalan meskipun ditengah pandemi. Salah satunya adalah pembangunan Malang Creative Center sebagai pusat inkubasi ekonomi kreatif yang ditargetkan rampung 2022.
Sementara itu, dalam rangka menjaga kesinambungan usaha, Pemkab Malang memberikan insentif bagi pedagang berupa keringanan pajak.
Terkait sektor pariwisata Pemkab Malang juga melakukan adaptasi yaitu penerbitan sertifikat bagi pelaku usaha pariwisata yang telah melaksanakan protokol kesehatan, menyelenggarakan gelar seni budaya secara virtual untuk membantu seniman agar tetap eksis, serta pemanfaatan teknologi informasi dengan optimalisasi media sosial.
Sedang kebijakan ekonomi untuk Kota Batu difokuskan pada upaya pemulihan sektor unggulan daerah pada pariwisata, investasi, UMKM, dan pertanian guna mengembalikan pertumbuhan ekonomi yang terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19.
Target dari kebijakan ekonomi tersebut dapat memberikan pemerataan antar golongan pendapatan dan wilayah dengan menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru berbasis sumberdaya lokal melalui peningkatan infrastruktur pendukung sektor pertanian, pengembangan dan revitalisasi pasar daerah dan desa, pembangunan kawasan industri UMKM yang didukung realisasi investasi yang menyerap tenaga kerja, serta pengembangan destinasi pariwisata potensial.
Hal tersebut juga perlu didukung dengan fasilitasi jaringan pemasaran produk unggulan daerah melalui kerjasama antar daerah di tingkat regional, provinsi, maupun nasional.
Berlandaskan prioritas dan kebijakan ekonomi unggulan dari masing-masing wilayah tersebut, maka sikap optimistis dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di wilayah Malang Raya perlu terus ditumbuhkan agar dapat menjadi pijakan dalam transformasi ekonomi sehingga mampu meningkatkan daya saing ekonomi dan merebut peluang pasar.(avi)
sangat bagus semoga lancar dan sukses kegiatannya