AMEG – Setelah kegagalan di Piala Menpora 2021, manajemen Arema FC terus berbenah. Termasuk dalam pencarian posisi pemain asing karena performa dua pemain asing sebelumnya, Caio Ruan dan Bruno Smith, yang dirasa kurang memuaskan.
Menanggapi perekrutan pemain asing, General Manager (GM) Arema FC Ruddy Widodo menyebut, timnya memiliki kriteria khusus. Dia mengatakan, tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dalam merekrut pemain asing.
Kriteria pemain asing yang akan direkrut adalah pemain asing yang pernah bermain di Indonesia atau minimal bermain di Asia. Sehingga tidak ada masalah soal adaptasi dengan tim.
‘’Pemain asing yang benar-benar bisa mengangkat tim. Itu kembali lagi lebih bagus pemain-pemain yang pernah ikut liga Indonesia atau liga di Asia. Jangan baru, karena harus adaptasi dan itu lama,’’ jelas Ruddy Widodo.
‘’Kalau saya sih yang pernah main di Indoensia dan minimal main di liga Asia lebih mudah. Yang dua ini (Caio Ruan dan Bruno Smith),berakhir nasibnya, meskipun saya tidak ngomong mereka sendiri sudah tahu bagaimana kualitasnya,’’ sambungnya.
Untuk pemain lokal, Ruddy Widodo mengatakan status pemain lokal di Arema FC hampir dipastikan aman. Kecuali Muhammad Roby yang memang hanya dikontrak untuk turnamen Piala Menpora 2021 saja.
‘’Tidak ada, hanya M Roby sudah pasti tidak diperpanjang,’’ tandasnya.
Apalagi sejak awal, direkrutnya mantan pemain tim nasional itu, untuk kebutuhan turnamen pramusim Piala Menpora 2021.
Bahkan Roby juga tidak tampil penuh untuk tiga pertandingan, yang diakhir dengan Arema FC tak pernah menang.
Faktor itu pula yang membuat sektor belakang Arema FC, menjadi sorotan banyak pihak. Hingga menyebabkan keputusan memulangkan Caio Ruan dan Roby.
Namun demikian, juga ada pemain muda, yang mendapat kesempatan penuh bermain. Yakni Sandy Ferizal. Dia tampil dalam tiga pertandingan beruntun.
Bek kanan berusia 21 tahun bisa dibilang hadir pada momen yang tepat. Awalnya Sandy tidak disiapkan sebagai pemain inti. Namun, Rizky Dwi Febrianto yang menjadi pilihan utama sakit beberapa hari jelang digelarnya Piala Menpora.
Alhasil, Sandy selalu medapat kesempatan bermain di tiga pertandingan beruntun. Meskipun hasilnya Arema tersisih di fase grup, mantan pemain Barito Putera itu sudah memperoleh jam terbang.
‘’Alhamdulillah. Lumayan bertambah (kepercayaan diri). Karena lama tidak ada turnamen dan kompetisi,’’ jelas alumnus ASIFA Malang itu.
Sandy mengaku mendapat kesempatan beradaptasi dengan cara main yang diinginkan pelatih Arem FC.
Dia tak canggung harus naik turun sebagai bek sayap. Untungnya dia punya modal kecepatan. ‘’Kemarin dapat instruksi dari pelatih main seperti itu (naik turun),’’ lanjutnya. (avi)