AMEG – Gagal total dan tersingkir di fase penyisihan Grup A, turnamen pramusim Piala Menpora 2021, yang dialami Arema FC, membuat Fabian Rodrigo Araya Moreno terkejut. Sekaligus meradang.
Mantan playmaker tim Singo Edan pada kompetisi Liga Indonesia musim 1998/1999, 1999/2000 dan 2003 tersebut, akui sampai harus beberapakali memutar ulang video rekaman tiga laga, tim besutan pelatih caretaker Kuncoro tersebut.
‘’Saya terkejut dan juga sedih. Lihat Arema harus tersingkir di babak penyisihan grup dan urutan terbawah Piala Menpora 2021. Ini hasil yang tidak boleh dialami tim sekelas Arema. Meski hanya turnamen pramusim,’’ tegas kapten tim Arema Malang pada musim 1999/2000 dan 1998/1999 tersebut, kepada Di’s Way Malang Post, via pesan whatsapp-nya, Rabu (7/4/2021).
‘’Yang paling mencolok saya lihat, Arema sekarang sudah kehilangan karakter khasnya yang keras. Pemain main hanya berlari-lari. Tidak kuat bermain 90 menit dan tanpa skema yang jelas,” tambahnya.
Dendi Santoso dan kawan-kawan, mencatat sekali hasil seri 1-1 melawan Persikabo 1973 (21/3/2021) dan selebihnya alami dua kekalahan pada Grup A dan gagal lolos ke babak perempatfinal. Menghadapi dua tim yang dominan diperkuat pemain-pemain muda lokal, Arema ditaklukkan Barito Putera 1-2 (25/3/2021) dan ditundukkan PSIS Semarang 2-3 (30/3/2021).
‘’Yang paling mencolok saya lihat, Arema sekarang apa sudah kehilangan, atau tidak lagi menggunakan karakter khasnya yang keras tapi tidak kasar. Jadi secara mental-psikis, lawan sudah tidak ada lagi rasa ciut nyali sebelum lawan Arema.’’
‘’Dulu kami dikenal tim yang keras tapi tidak kasar. Lawan-lawan sebelum main sudah takut duluan. Nyawa dan gaya bermain Arema itu keras, itu identik dengan kami pemain dari Chile waktu itu. Jadi itu jangan dihilangkan,’’ imbuh Rodrigo Araya yang memperoleh status WNI pada akhir tahun 2013 itu.
Pria kelahiran Santiago de Chile, 8 Agustus 1970 yang kini berdomisili di Jakarta itu berharap, Arema juga segera bisa menentukan pelatih kepala baru dan empat legiun asingnya.
Agar persiapan tim jelang kompetisi Liga 1 2021, benar-benar matang dengan team work dan chemistry solid.
Bahkan suami dari wanita asal Minahasa (Sulawesi Utara), Yanti Manossoh, yang dikaruniahi dua anak tersebut, mengingatkan manajemen tim, agar tak terlalu terpaku harus menggunakan pelatih asing.
‘’Arema harus segera berbenah. Semua komposisi tim sejak lama sudah harus lengkap. Termasuk pelatih kepala dan empat pemain asing. Ini bagus agar pemain dan pelatih dalam persiapan, sudah sama-sama bergabung sejak awal.’’
‘’Kelemahan di Piala Menpora, mulai fisik, team work dan chemistry segera dibenahi. Arema juga tidak perlu harus mencari pelatih asing. Saya kira pelatih lokal juga banyak yang bagus. Terpenting, Arema jangan pernah meninggalkan karakter kerasnya,’’ tegas Rodrigo Araya. (avi)