AMEG – Insiden sejumlah massa berunjuk rasa di depan rumah dinas Walikota Malang, dilakukan dengan cara berbeda. Mereka menyampaikan aspirasi melalui kertas yang dilipat menyerupai pesawat. Lalu diluncurkan ke halaman rumah dinas. Walikota Malang, Sutiaji memberikan perhatian khusus.
Sam Aji, panggilannya mengatakan. Aksi ini, dianggapnya lumrah dalam menyuarakan aspirasi. “Itu ‘kan bahasa Arema (Arek Malang). Bagi saya tidak masalah. Karenanya bahasanya itu ‘kan hanya mengingatkan,” katanya saat ditemui di hotel Santika Kota Malang, Selasa (6/4/2021).
Ia menegaskan, Senin (5/4/2021) pukul 17.00 saat kejadian, tidak ada pelemparan flare. Namun, yang dilempar hanya kertas berbentuk pesawat terbang. Isinya pesan terkait dualisme Arema (klub sepak bola).
Sam Aji, juga sudah koordinasi dengan penanggungjawab aksi tersebut, pasca rumah dinasnya dihujani pesawat kertas. “Kesannya kemarin ‘kan, rumah kita dilempar flare ya. Padahal tidak. Mereka hanya menyampaikan pesan saja dan flare itu ditaruh di depan pagar,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini dijelaskan, Pemkot Malang telah berupaya membantu menyelesaikan dualisme Arema. Di ntaranya dengan menemui Kemenkumham. Menanyakan terkait Yayasan Arema. Bahkan sudah menghubungi Ketua Yayasan Arema, M Nur. Tapi hingga saat ini, belum menerima jawaban.
Karena M Nur dalam kondisi sakit. Pihak keluarga minta agar tidak mengganggu Ketua Yayasan Arema tersebut. “Saya minta mantan Sekda Kota Malang, Pak Wasto dengan Bakesbangpol datang ke Kemenkumham. Ternyata ada pembekuan yayasan. Begitu juga, kami kontak Pak Nur. Telepon kami tidak diangkat. Kami minta orang terdekatnya dan katanya, pihak keluarga tidak mau diusik dulu,” ucapnya.
Sam Aji minta kepada Aremania agar bersabar dalam menyikapi dualisme Arema yang telah lama terjadi. Pihaknya juga telah berdiskusi dengan Sekjen PSSI terkait dengan dualisme Arema yang kini sedang terjadi. Melihat dualisme klub bola di daerah lain bisa terselesaikan, sementara di Malang belum bisa terselesaikan.
“Dua-duanya Arema itu sekarang sudah diakui PSSI. Ranah kami hanya bisa menjelaskan bagaimana yayasan, agar masyarakat tahu. Tapi kalau di internal manajemen dan yayasan itu bukan domain kami. Saya minta lebih baik diam dulu. Kami juga tidak bisa mempressure karena ini bukan di ranah kami,” pungkasnya. (jan)