AMEG – Kampung Budaya Polowijen (KBP) bergairah. Bersamaan HUT ke-107 Kota Malang, kampung ini juga HUT ke-4. Wawali Malang Sofyan Edi Jarwoko pun berkesempatan menanam Pohon Pule di sana.
“Dirgahayu Kampung Budaya Polowijen yang ke-4 tahun. Saya mengapresiasi seluruh masyarakat Kampung Polowijen. Karena kesungguhannya dalam membangun kampung budaya ini. Semoga kita semakin sejahtera, tetap sehat dan ekonomi kita segera maju,” ungkap Bung Edi, panggilan Wawali Malang.
Bung Edi menjelaskan, penanaman Pohon Pule di KBP Polowijen merupakan bentuk rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Pohon ini memiliki banyak manfaat. Memproduksi oksigen dan memperbaiki kualitas air yang terdapat di kawasan KBP.
“Diharapkan dari penanaman Pohon Pule ini, dapat memberikan manfaat dengan produksi oksigen serta perbaikan kualitas air. Agar lebih baik dan perlahan dapat berjalan normal kembali di tengah pandemi covid-19,” tambah Sofyan Edi.
Isa Wahyudi, penggagas KBP yang akrab disapa Ki Demang menyatakan penanaman Pohon Pule ini memiliki makna simbolis. Spirit kebersamaan Wawali dengan rakyat. Memiliki harapan dan doa yang penuh makna di dalamnya.
“Dilaksanakan penanaman pohon Pule ini membawa harapan: pule ekonominya, pule kesehatannya, pule persaudaraannya. Sehingga kita bisa bergotong royong, berbhineka tunggal Ika. Pule juga dari bidang kesenian dan budayanya,” jelas Ki Demang.
Ia menjelaskan, peringatan HUT ke-107 Kota Malang dan HUT ke-4 KBP, merupakan simbol bangkitnya pariwisata di Kota Malang.
“Terdapat 40 festival kampung tematik selama setahun ini. Kampung Budaya Polowijen salah satunya. Festival ini penanda bangkitnya pariwisata di Kota Malang. Kampung Budaya Polowijen pertama kali digelar,” jelas Ki Demang.
Rangkaian kegiatan lain: pagelaran tari tradisional, tari topeng, pembuatan topeng khas Kampung Budaya Polowijen, memainkan musik gamelan, membacakan tembang mocopat serta pembagian Kartu Tanda Penari dan pemotongan tumpeng.
“Kami juga mengadakan Wilujengan Mahardian. Selametan potong tumpeng. Agar kita semangat lempeng untuk mengembangkan seni budaya,” ungkapnya .
Diharapkan Festival Kampung Tematik Kota Malang, yang diawali dari KBP bisa menyiarkan pada masyarakat luas. Bahwa kampung-kampung tematik sudah dibuka untuk wisatawan. Tapi tetap dengan penerapan protokol kesehatan.
“Harapannya, ya masyarakat semua tahu. Bahwa ini akan menjadi tempat wisata. Para wisatawan bisa datang. Menikmati ragam kesenian. Bisa juga belajar tentang kesenian, belajar tari topeng, kerajinan topeng, membatik dan membeli jajanan tradisional yang disediakan,” pungkas Ki Demang.