Batu – Proyek kereta gantung kembali nampak semu. Ini ditengarai karena ketidaksiapan Pemkot Batu. Sejatinya, kereta gantung ini digadang untuk bisa menjadi ikon baru Kota Batu. Harapan besarnya, bisa makin menarik wisatawan datang ke kota wisata ini.
Tak berhenti di dua fungsi itu saja. Kereta gantung juga diharapkan bisa menambah moda transportasi. Sehingga para wisatawan tak melulu harus naik kendaraan pribadi.
Sesungguhnya, proyek ini sudah dibahas sejak era Walikota Batu, Eddy Rumpoko. Bahkan mega proyek itu, juga telah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 tahun 2019. Tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo, Tengger, Semeru serta kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Dalam Perpres No. 80 tahun 2019 itu juga menyebutkan. Jika pembangunan kereta gantung ini, biayanya berasal dari pihak swasta murni. Sebesar Rp 300 miliar.
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko mengungkapkan. Jika sebenarnya, dalam mega proyek kereta gantung ini PT INKA sudah sangat siap. Namun berbanding terbalik dengan hal itu. Pemkot Batu belum siap.
Belum siapnya Kota Batu dalam mega proyek ini, disebabkan karena Pemkot masih mengalami kebingungan. Siapa yang harus bertanggungjawab menangani proyek tersebut.
Dikarenakan setiap OPD masih sibuk dengan program masing-masing. Menurut wanita 58 tahun itu, setiap agenda yang telah disusun OPD dibutuhkan penyikapan yang fokus.
“Yang jelas, kami membutuhkan orang yang bisa mengawal penuh proyek kereta gantung ini. Namun sayangnya, semua Kepala Dinas di Pemkot Batu, masih sibuk dengan agenda masing-masing,” terangnya kepada DI’s Way Malang Post, Selasa (19/1/2021).
Diungkapkan juga, bahwa hingga saat ini, Feasability Study (FS) masih belum juga dikerjakan. Itu ditengarai karena belum ada sistem kerjasama yang jelas. Berakibat pada belum dikerjakannya FS.
“Sebenarnya pada pemerintahan sebelumnya, sudah ada FS. Namun itu ‘kan sudah lama. Saat ini ya sudah banyak mengalami perubahan. Sehingga sangat diperlukan FS yang baru,” jelas dia.
Keberadaan FS ini, menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan suatu proyek. Melalui FS akan diketahui. Mulai dari kelayakan pembangunan berdasarkan aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan) serta aspek lingkungan.
“Untuk pembuatan FS, kami targetkan selesai tahun 2021. Sehingga untuk pembangunan bisa dilaksanakan pada tahun 2022,” katanya.
Meski pembangunan kereta gantung kembali molor. Namun hal itu tak menurunkan support pihak legislatif. Wakil Ketua II DPRD Kota Batu, Hely Suyanto membenarkan. Pihaknya akan terus mensupport pembangunan kereta gantung ini. Meski begitu, pihaknya masih tidak dapat melakukan pengontrolan dan legislasi. Karena belum ada kejelasan dari eksekutif.
“Hingga saat ini, Pemkot Batu belum melakukan koordinasi dengan kami. Sejatinya pihak legislatif masih menunggu progres eksekutif dalam pembangunan kereta gantung ini sampai mana,” ujarnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini DPRD Kota Batu masih belum mendapat informasi resmi. Sehingga pihaknya belum bisa melakukan apa-apa terkait proyek kereta gantung ini.
“Namun yang jelas, kami akan terus mensupport kegiatan pembangunan kereta gantung ini. Karena teknis pelaksanaan itu yang menjalankan eksekutif. Kami hanya bisa menunggu proses perkembangannya saja,” tutup Hely. (ano/jan)