Satudiantara tiga proyek yang diresmikan Walikota Malang, Drs H Sutiaji, adalah mini block office (gedung bersama). Perkantoran terpadu ini dibangun di belakang Balai Kota Malang.
Bangunannya terdiri dua gedung berlantai 4. Alokasi anggaran dari APBD Kota Malang tahun 2020 sebesar Rp 45 miliar. Gedung ini bakal ditempati beberapa organisasi perangkat daerah (OPD). Di antaranya, Satpol PP, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), dan Kesekretariatan.
Block office mini ini mulai dibangun awal 2020. Proses pembangunannya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. “Ini bagian dari tugas kami menyelesaikan. Ke depan masih banyak tugas lagi. Di masa pandemi Covid-19 ini apa yang kami kerjakan juga telah selesai dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ungkap Wali Kota Malang, Sutiaji.
Menurut Sutiaji, gedung bersama ini orientasinya untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Termasuk, mempercepat proses koordinasi antar-lembaga di lingkungan Pemkot Malang.
Gedung baru ini juga memiliki gedung pertemuan untuk rapat yang lebih representatif. Dikonsep lebih menarik dengan nuansa berwarna putih. Gedung yang menjulang cukup tinggi itu berada di bangunan bekas Kantor Satpol PP Kota Malang.
Kemarin (30/12/2020), Walikota Sutiaji bersama Forkopimda meresmikan tiga proyek. Yaitu, mini block office, jembatan Kedungkandang, dan Islamic Center tahap I. Peresmian diawali dari Jembatan Kedungkandang dengan ditandai Walikota Sutiaji melakukan pemotongan pita.
Setelah itu mencoba lewat jembatan menuju ke Gedung Islamic Center di Arjowingun. Di titik terakhir, Gedung Mini Block Office yang berada di belakang Balaikota yang diresmikan.
Walikota Sutiaji mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung proses pembangunan di Kota Malang. “Mudah-mudahan bermanfaat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan perekonomian,” ungkapnya.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, juga mengapresiasi tiga proyek pembangunan itu. “Meski awalnya ada pro dan kontra di masyarakat, akhirnya bisa selesai. Saya memberikan apresiasi, karena meski masa pandemi, ketiga proyek ini bisa selesai tepat waktu,” kata I Made Riandiana.
Ketiga proyek pembangunan itu sangat dibutuhkan masyarakat. Utamanya jembatan Kedungkandang yang telah lama dinanti masyarakat, dan Islamic Center yang diharapkan mampu menjadi wadah untuk menjalin sinergi antar-instansi dan komunitas. “Sementara, mini block office juga diperlukan bagi perangkat daerah. Mudah-mudahan bisa dioptimalkan dan bermanfaat,” pungkasnya. (Jof-Ekn)